Jelang akhir tahun, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak ke zona hijau. Sentimen positif pergerakan IHSG tertopang kondisi dalam dan luar negeri.
Pendiri dan Direktur Jagartha Advisors FX Iwan mengatakan, IHSG bergerak ke zona hijau dan berada di level 5.970-6.200. Sentimen dari luar negeri yakni pidato Chairman The Fed, Jerome Powel soal tingkat suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang saat ini hanya sedikit dibawah kondisi normal, langsung disambut positif oleh pasar.
"Hal tersebut memberikan harapan sekaligus menjadi indikator bahwa proyeksi kenaikkan suku bunga AS di tahun 2019 dapat lebih sedikit dibandingkan dengan konsensus yang ada saat ini," ujar Iwan pada Senin (3/12).
Tak hanya itu, turunnya harga minyak dunia turut berkontribusi positif bagi laju IHSG pada pekan ini. Sehingga memberi angin segar bagi pasar domestik terutama dari sisi defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang terus melebar sejak awal tahun.
Penurunan harga minyak ini diharapkan dapat mengurangi beban subsidi pemerintah dan dapat memperbaiki kondisi CAD sampai dengan akhir tahun. Sementara dari dalam negeri nilai tukar rupiah yang menguat karena dana asing yang terus mengalir masuk ke pasar saham dan obligasi sehingga nilai tukar berhasil menguat ke level dibawah Rp 14.500.
Adapun untuk saham rekomendasi hari ini, yaitu saham-saham berkapitalisasi besar dapat menjadi pilihan untuk investor asing. Serta saham-saham yang juga diuntungkan atas sentimen The Fed.
Saham tersebut antara lain seperti di sektor perbankan yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Kemudian saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), serta PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Terpisah, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menyebutkan, IHSG secara teknikal mengindikasikan penguatan. IHSG bakal naik dalam kisaran support dan resistance di 5.955-6.226.
Adapun William menyarankan saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).