Produsen makanan ringan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) membagi-bagikan dividen senilai Rp18 per saham atau 50,85% dari laba bersih yang mencapai Rp132 miliar.
Direktur Utama Garudafood Hardianto Atmadja mengatakan, pembagian dividen ini telah mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan bisnis perseroan, serta antisipasi risiko yang mungkin terjadi di masa mendatang.
“2020 bagi kami merupakan tahun yang menantang akibat pandemi Covid-19 yang menghantam kondisi ekonomi Indonesia. Kondisi ini berimbas pada menurunnya daya beli masyarakat sehinga penjualan produk-produk yang bukan merupakan kebutuhan pokok menjadi jauh lebih menantang," kata Hardianto dalam keterangan resminya, Rabu (16/6).
Namun, pihaknya terus berupaya untuk bertahan dengan menerapkan strategi kolaborasi terbuka, seperti peluncuran produk baru yang inovatif, meningkatkan penjualan melalui jalur distribusi, segmen dan pangsa pasar yang baru. Termasuk, melakukan akuisisi PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) yang bergerak di bidang keju olahan dengan merek Prochiz dan TopChiz.
Sebagai informasi, kinerja emiten berkode saham GOOD ini di 2020 menunjukkan perlambatan sebagai dampak dari pandemi. Perseroan mencatat penurunan total penjualan di 2020 sebesar 8,6% atau Rp7,7 triliun, dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih terkoreksi 43,7% menjadi Rp245 miliar dari periode tahun lalu Rp435 miliar.
Selain membagikan dividen, RUPST juga menyetujui pembelian kembali saham perseroan atau buyback sebanyak-banyaknya 1% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan alokasi dana maksimum Rp50 miliar yang akan dilakukan secara bertahap paling lambat 18 bulan sejak disetujui dalam rapat.
Buyback ini dilakukan GOOD untuk menjaga stabilitas harga saham perseroan di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan.
RUPST ini juga menyetujui rencana perseroan untuk melakukan penambahan kegiatan usaha utama di bidang industri minuman ringan dan industri produk obat tradisional untuk manusia, penambahan kegiatan usaha penunjang di bidang pertanian, yakni pertanian kacang tanah dan pertanian jagung.
Di samping itu, perseroan menyetujui penambahan bidang usaha untuk anak usaha perseroan, yakni PT Sinarniaga Sejahtera di bidang perdagangan besar alat laboratorium, alat farmasi dan alat kedokteran untuk manusia, perdagangan besar kosmetik untuk manusia, perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga, perdagangan besar berbagai barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya YTDL, pergudangan dan penyimpanan, aktivitas kurir, angkutan multimoda, dan angkutan bermotor untuk barang umum.
“Penambahan bidang usaha ini merupakan salah satu bagian dari strategi jangka panjang perseroan. Tentunya, kami harap strategi ini akan berdampak pada meningkatnya pendapatan perseroan, serta memberikan nilai tambah bagi pemegang saham,” ujar dia.
Selain itu, hasil RUPST juga menyetujui rencana perubahan pemecahan nilai nominal saham perseroan (stock split) dengan rasio 1:5, sehingga nilai nominal per saham sebesar Rp20.
Stock split bertujuan untuk meningkatkan jumlah unit saham yang beredar, serta memperluas distribusi kepemilikan saham melalui penyesuaian harga saham, sehingga mencapai trading range yang optimal untuk menjangkau berbagai lapisan investor.
Di samping itu, RUPST juga menyetujui pengangkatan Rudi Eko Hartono untuk menjadi Direktur menggantikan Rudy Brigianto sebagai Direktur Independen, yang telah memasuki masa pensiun. Rudi Eko Hartono saat ini menjabat sebagai Direktur Utama dari PT Sinarniaga Sejahtera, perusahaan terkendali perseroan.