close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi pesawat tempur. Foto: Kementerian Pertahanan India
icon caption
Ilustrasi pesawat tempur. Foto: Kementerian Pertahanan India
Bisnis
Selasa, 11 Februari 2025 15:16

Industri pertahanan Rusia hadapi tantangan berat untuk tetap menarik bagi India

Perang di Ukraina telah sangat mengganggu produksi pertahanan Rusia.
swipe

Eksportir senjata milik negara Rusia Rosoboronexport mengungkapkan bahwa total ekspor militer ke India telah mencapai US$80 miliar. Pernyataan ini dilontarkan berbarengan dengan event pameran pertahanan Aero India di India, yang dimulai Senin kemarin.

Menurut pernyataan Direktur Jenderal Rosoboronexport, kontrak yang ditandatangani antara kedua negara antara tahun 1947 dan 2005 berjumlah US$30 miliar, dan US$50 miliar antara tahun 2005 dan 2025. Ini menunjukkan peran abadi Moskow dalam memperlengkapi Angkatan Bersenjata India.

Namun, terlepas dari angka-angka ini, ketergantungan India pada perangkat keras militer Rusia terus terkikis karena pergeseran geopolitik, tantangan logistik, dan upaya diversifikasi membentuk kembali strategi pertahanannya.

Warisan ketergantungan 

Selama beberapa dekade, Rusia telah menjadi pemasok pertahanan utama India, menyediakan segala sesuatu mulai dari jet tempur dan kapal selam hingga sistem rudal dan helikopter.

Armada Su-30MKI Angkatan Udara India, fregat kelas Talwar Angkatan Laut, dan tank T-90 Angkatan Darat semuanya merupakan produk dari hubungan pertahanan yang telah berlangsung lama. Bahkan akuisisi penting baru-baru ini, seperti sistem pertahanan udara S-400, telah memperkuat posisi Moskow dalam persenjataan militer India. Namun, dominasi ini menghadapi tantangan yang semakin besar. Perang di Ukraina telah sangat mengganggu produksi pertahanan Rusia, menunda pengiriman peralatan dan suku cadang penting. Sanksi Barat semakin membatasi kemampuan Moskow untuk memenuhi pesanan ekspor, yang memaksa India untuk menilai kembali keberlanjutan ketergantungannya pada senjata Rusia.

Pergeseran India menuju diversifikasi

New Delhi secara bertahap telah mengurangi ketergantungannya pada Moskow dengan memperluas sumber pengadaan militernya. Akuisisi jet tempur multiperan Rafale Prancis, pesawat patroli maritim P-8i Amerika, dan pesawat nirawak Israel menandakan pergeseran menuju campuran pemasok yang lebih seimbang.

Selain itu, inisiatif "Buatan India" telah memprioritaskan produksi pertahanan dalam negeri, dengan jet tempur, sistem rudal, dan kapal perang dalam negeri menjadi pusat perhatian dalam rencana modernisasi. Pergeseran ini bukan sekadar respons terhadap kendala rantai pasokan Rusia, tetapi juga kalibrasi ulang yang strategis. Dengan mendiversifikasi kemitraan pertahanannya, India bertujuan untuk mengurangi kerentanan, meningkatkan kemampuan teknologi, dan menghindari paparan berlebihan terhadap satu pemasok—terutama yang semakin terjerat dalam kekacauan geopolitik.

Perang di Ukraina: titik balik?

Seperti yang dikemukakan dalam laporan tahun 2024 oleh RE: Rusia yang didukung oleh Yayasan Zimin, dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap ekspor pertahanannya sangat besar. Dengan militernya sendiri yang membutuhkan pengisian ulang yang mendesak, Moskow telah berjuang untuk memenuhi komitmen ekspor. Laporan tentang kegagalan peralatan Rusia di medan perang juga telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan militer India tentang keandalan sistem tertentu. Pada saat yang sama, pembelian senjata Rusia yang berkelanjutan oleh India telah menarik perhatian dari sekutu Barat, khususnya Amerika Serikat.

Sementara Washington menahan diri untuk tidak memberikan sanksi kepada India atas kesepakatan S-400, negara itu telah meningkatkan tekanan untuk mengurangi keterlibatan dengan produsen senjata Rusia. Janji transfer teknologi canggih dari AS dan Eropa semakin mendorong India untuk menjauh dari Moskow.

Perjuangan Rosoboronexport untuk mempertahankan pangsa pasar

Meskipun hambatan terus bertambah, Rosoboronexport secara agresif berupaya mempertahankan posisinya di pasar India. Perusahaan tersebut telah mempromosikan jet tempur generasi baru, kapal selam, dan sistem pertahanan udara sambil menawarkan peluang pengembangan bersama untuk membuat India tetap terlibat.

Model pesawat tempur generasi kelima Su-57 dan helikopter canggih termasuk di antara produk utama yang dipamerkan kepada pejabat India. Salah satu keuntungan terbesar Rusia tetap kesediaannya untuk berbagi teknologi pertahanan penting—area di mana pemasok Barat sering kali lebih membatasi. India secara tradisional lebih menyukai perjanjian yang memungkinkan perakitan lokal dan transfer teknologi, membuat tawaran Rusia menarik bahkan ketika alternatif muncul.

Perubahan bertahap

Seperti yang ditunjukkan data dari laporan SIPRI pada tahun 2024, India jelas-jelas telah menjauh dari strategi pertahanan yang berpusat pada Rusia, namun transisi tersebut masih jauh dari selesai. Platform asal Rusia masih merupakan bagian penting dari aset militer India, yang memerlukan kerja sama berkelanjutan untuk pemeliharaan, suku cadang, dan peningkatan.

Pertanyaan utamanya adalah apakah Rusia dapat tetap menjadi pemasok yang kompetitif dan andal dalam menghadapi sanksi ekonomi, gangguan rantai pasokan, dan kemunduran medan perang. Sementara lintasan jangka panjang India menunjukkan menurunnya dominasi Rusia, prosesnya berkembang dengan kecepatan yang terukur. Akibatnya, peran Moskow dalam ekosistem pertahanan India, meskipun berkurang, tidak mungkin hilang dalam semalam.(intellinews)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan