Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) menjadi 78,45% melalui hibah dari para pemegang saham pengendali (PSP).
“Jumlahnya sebanyak 7.903.112.181 saham atau setara dengan 77,42%. Dengan demikian, dari total kepemilikan saham BPKH di Bank Muamalat naik menjadi 78,45%," ujar Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Anggito Abimanyu, dalam keterangan persnya, Selasa (4/1).
Anggito menjelaskan, PSP tersebut seperti Islamic Development Bank (ISDB), Boubyan Bank, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, IDF Investment Foundation dan BMF Holdings Limited untuk pengelola aset saham.
Nantinya investasi pada BMI merupakan salah satu strategi BPKH untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
”Ini nanti dengan melalui kepemilikan pada BMI, yang merupakan Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH) terbesar kedua, BPKH akan dapat menjangkau dan melayani lebih banyak calon-calon jemaah haji," ungkapnya.
Saat ini kata dia, BMI juga memiliki jaringan dan branding yang kuat pada sektor perhajian dan umrah, pembiayaan UMKM, serta pasar konsumen muslim.
”BMI mempunyai branding yang kuat dalam sektor penggajian dan umrah ini, termasuk UMKM dan pangsa pasar konsumen jemaat muslim harapannya akan jauh lebih baik," jelasnya.
Menurut Angito sendiri, penyelesaian aset atau pembiayaan berkualitas rendah oleh PPA dilakukan dengan metode pengelolaan aset tersebut dari BMI senilai Rp10 triliun kepada PPA. Nantinya, dengan metode ini dapat dipastikan bahwa BMI telah menjadi bank yang sehat (good bank) dan siap untuk dikembangkan lebih lanjut melalui injeksi modal BPKH.
“Jadi nantinya, dengan penjualan pembiayaan/aset berkualitas rendah dari BMI kepada PPA, maka NPF (Non-Performing Financing) BMI akan turun menjadi sekitar 0,58%," jelas dia.
Diketahui, pihak BPKH sudah lebih dahulu melakukan kerja sama dengan PT. Perusahaan Pengelola Aset (PPA), sebagai badan pengelolaan aset yang ditunjuk dari Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) senilai 100%.
Sebelumnya, dikabarkan dari data keterbukaan informasi (BEI) PT Bank Muamalat Indonesia Tbk telah mendapatkan suntikan dana sebesar Rp1 triliun dari BPKH.
Adapun saham baru yang diterbitkan dalam aksi korporasi ini sebanyak-banyaknya 39.810.039.107 saham baru Seri C dengan nilai nominal Rp30 per lembar saham.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana mengatakan, masuknya dana tersebut setelah BPKH melaksanakan haknya sebagai pemegang saham mayoritas dalam proses persiapan rights issue di 2022.
“Dana tersebut akan masuk dalam komponen modal tier I. Selain digunakan untuk memperkuat struktur permodalan, dana tersebut akan dipakai untuk ekspansi bisnis perseroan. Dengan masuknya dana segar tersebut kami optimistis tahun depan kinerja Bank Muamalat akan semakin meningkat,” ujarnya.