Emiten BUMN PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. secara resmi telah membayar akuisisi saham PT Holcim Indonesia Tbk. senilai Rp12,9 triliun.
Pembayaran itu itu membuat transaksi saham emiten berkode SMCB menjadi top trading senilai Rp13,04 triliun. Transaksi harian saham SMCB di lantai bursa mencapai 6,22 miliar lembar dan membuat total transaksi di Bursa Efek Indonesia melambung menjadi Rp28 triliun sepanjang hari.
Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia (SMGR) Agung Wiharto mengatakan perseroan akan melaporkan transaksi tersebut kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Besok kami akan sampaikan keterangan ke OJK dan Bursa," kata dia, Kamis (31/1).
Emiten bersandi saham SMGR tersebut menyelesaikan proses pembayaran dengan nilai transaksi US$917 juta atau sekitar Rp12,9 triliun untuk 80,6% saham Holcim. Nilai per saham untuk transaksi tersebut Rp2.097 per lembar.
Berdasarkan data RTI, pada perdagangan saham di bursa Kamis (31/1) ini terdapat transaksi saham Holcim yang nilai transaksinya mencapai sekitar Rp13 triliun difasilitasi oleh BNI Sekuritas dan HSBC Sekuritas Indonesia.
Berdasarkan POJK 9/2018, setelah transaksi pengambilalihan saham ini terlaksana, Semen Indonesia akan menyampaikan pernyataan Penawaran Tender Wajib (tender offer) atas 1,48 miliar lembar saham atau setara 19,4% kepemilikan saham Holcim Indonesia yang dimiliki oleh pemegang saham publik, kepada OJK.
Sebelumnya, pada pertengahan November 2018 lalu, Semen Indonesia mengumumkan telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales & Purchase Agreement) untuk mengambil alih sejumlah 6,17 miliar lembar saham atau setara 80,6% kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk.
Transaksi akuisisi tersebut dilakukan melalui PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) yang merupakan anak perusahaan Semen Indonesia.
Dalam situasi industri semen nasional yang semakin kompetitif, kombinasi antara Semen Indonesia dan Holcim Indonesia akan membuat foot print semakin besar dan kuat.
Holcim Indonesia merupakan perusahaan semen terbesar ketiga di Indonesia, memiliki 4 pabrik semen dengan kapasitas 14,8 juta ton per tahun dan 30 fasilitas ready-mix. Pengambilalihan saham Holcim Indonesia ini dinilai akan semakin memperkuat posisi Semen Indonesia di pasar domestik.
Semen Indonesia akan dapat memperluas jaringan pabrik semennya di dalam negeri, memperluas diversifikasi jenis produk yang ditawarkan, meningkatkan efisiensi khususnya biaya distribusi dan bahan baku, sekaligus memperkuat posisi bisnis ready mix dengan berbagai variasi produk dan solusi yang dapat meningkatkan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.
Holcim Indonesia juga telah menerapkan teknologi bahan bakar dari limbah yang nantinya dapat disinergikan secara luas di seluruh fasilitas Semen Indonesia Group, sehingga dapat semakin meningkatkan efisiensi biaya.
Industri semen di Indonesia masih memiliki tingkat pertumbuhan yang prospektif dan menjanjikan, yang didukung oleh kelanjutan program investasi pemerintah dan swasta, seperti Program Satu Juta Rumah, berbagai proyek infrastruktur pemerintah, berbagai proyek properti yang dikembangkan oleh sektor swasta, serta konsumsi retail.
Pengambilalihan saham ini akan memberikan tambahan kapasitas dan jangkauan geografis yang semakin luas bagi Semen Indonesia Group untuk mampu menangkap peluang pertumbuhan industri semen domestik, serta mampu memperkuat ketahanan industri semen BUMN di Indonesia.
Agung berharap konsumsi semen dalam negeri akan tetap tumbuh seiring dengan terus berlangsungnya infrastruktur nasional dan juga sektor ritel.
"Kami memperkirakan pertumbuhan konsumsi semen nasional tahun 2019 ini, paling tidak bisa tumbuh di atas 4% dibanding konsumsi tahun 2018," ujar Agung. (Ant).