PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) menetapkan harga penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai Rp1.640 per saham. Sebelumnya, Perseroan menawarkan harga saham perdana sekitar Rp1.610–Rp2.250 per saham, dengan jumlah saham yang ditawarkan sekitar 561,1 juta atau sekitar 30% dari total saham. Melalui IPO ini, maka entitas anak BUMN ini akan meraih dana senilai Rp835 miliar.
"Sekitar 50% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal, lalu 25% untuk pembayaran kontrak sewa lahan jangka panjang di Jakarta Utara dan sisanya digunakan untuk modal kerja," ungkap Direktur Utama IPCC, Chiefy Adi Kusmargono dalam keterangan resminya, Senin (2/7).
Perseroan optimistis terhadap IPO IPCC seiring dengan hasil roadshow yang dilakukan sejak 23 Mei hingga 22 Juni 2018. Roadshow dilaksanakan di Jakarta dan beberapa negara di Asia dan Eropa.
Tidak kurang dari 60 investor institusi telah ditemui manajemen perseroan selama periode roadshow. Baik investor dari dalam negeri maupun luar negeri seperti di Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong, Korea Selatan dan Inggris.
"Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan pernyataan efektif untuk IKT pada 28 Juni 2018," ungkap Adi.
Sementara itu, masa penawaran IKT dilakukan pada 2-3 Juli 2018. Saham perusahaan pelat merah ini akan dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli 2018.
Perseroan menunjuk dua perusahaan sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Adapun, RHB bertindak sebagai Agen Penjual Internasional.
IPCC merupakan anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Corporation (IPC) yang bergerak pada bidang jasa pelayanan terminal kendaraan. Adapun pelayanan jasanya meliputi stevedoring, cargodoring, receiving, dan delivery. Selain itu juga melayani pelayanan jasa lainnya, yaitu vehicle processing center (VPC) dan equipment processing center (EPC).
IPCC menyediakan terminal yang disiapkan tidak hanya untuk mobil, melainkan alat berat, truk, bus, dan suku cadang. Perseroan mengelola lahan seluas 31 hektare (ha) dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun. "Pada 2022, kami menargetkan lahan seluas 89,5 ha dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan. Kami ingin menjadi pengelola terminal mobil terbesar kelima di dunia," jelasnya.
Sepanjang 2017, IPCC membukukan pendapatan sebesar Rp422,1 miliar, meningkat dibandingkan dengan 2016 yang hanya sebesar Rp314,3 miliar. EBITDA naik menjadi Rp175,4 miliar dari Rp133,4 miliar. Laba kotor naik menjadi Rp208,6 miliar dari Rp164,5 miliar, dan laba bersih melonjak menjadi Rp130,1 miliar dari Rp98,4 miliar.
Adapun, total aset per akhir 2017 mencapai Rp336,3 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp264,9 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp 99,2 miliar dari Rp79,3 miliar dan ekuitas meningkat menjadi Rp237 miliar dari Rp185,6 miliar dan current ratio sebesar 3,3 kali, naik dari 2,4 kali.
Sedangkan tiga tahun terakhir rata-rata ROA Perseroan mencapai 35,4%, margin EBITDA 40,4%, ROE 50,6%, dan ekuitas terhadap aset rata-rata 69,8%.