close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi. Foto Pixabay.
Bisnis
Sabtu, 05 Desember 2020 07:25

Saham yang untung dan buntung di musim "window dressing"

Window dressing adalah aksi yang kerap dilakukan perusahaan terbuka atau manajer investasi (fund manager) untuk mempercantik kinerjanya.
swipe

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat telah menguat 8,9% selama satu bulan terakhir. Penguatan ini diprediksi masih bisa berlanjut hingga akhir tahun ini.

Salah satu faktor penguat menjelang akhir tahun ini adalah aksi window dressing. Seperti diketahui, window dressing adalah aksi yang kerap dilakukan perusahaan terbuka atau manajer investasi (fund manager) untuk mempercantik kinerjanya sebelum menyerahkan laporan keuangan ke pemegang saham. Fenomena window dressing sanggup mengerek harga saham emiten. 

Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menuturkan, mayoritas sektor saham memiliki peluang untuk menguat dan mencetak cuan. Tetapi, menurutnya, beberapa sektor seperti konstruksi, properti, pertambangan, agrikultur, dan keuangan memiliki kans yang besar untuk menguat.

"Untuk saham yang akan dilepas, pastinya saham-saham yang memang pergerakannya sideways dan tidak terkenal, akan dilepas dulu," kata Sukarno saat dihubungi, Kamis (3/12).

Sementara itu, Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan manuver window dressing akan memperkuat saham-saham yang berada di sektor konstruksi, ritel, konsumer, dan tambang.

Lanjar menyebut, di sektor konstruksi, saham-saham seperti PT Adhi Karya Tbk.(ADHI), PT PT Waskita Karya Tbk.(WSKT), PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA), dan PT Pembangunan Perumahan Tbk. (PTPP) akan banyak diburu oleh investor. Kemudian di sektor ritel, pilihan investor akan jatuh ke saham PT. Millenium Pharmacon International Tbk. (MPI), PT Matahari Department Store Tbk.(LPPF), dan PT Erajaya Swasembad Tbk. (ERAA).

Lalu di sektor konsumer, saham-saham seperti PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Kalbe Farma Tbk.(KLBF), PT Gudang Garam Tbk.(GGRM), PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (ICBP) akan diburu saat akhir tahun. Di sektor tambang, saham seperti PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan PT Timah Tbk. (TINS) menjadi pilihan saat manuver window dressing.

"Kemungkinan saham-saham tersebut masih punya banyak ruang di window dressing," ujar Lanjar dihubungi terpisah, Jumat (4/12).

Untuk saham-saham yang berada di sektor perbankan, properti, perdagangan, dan pertanian, menurut Lanjar, akan banyak dilepas di akhir tahun. Hal ini akibat saham-saham sektor tersebut tertinggal dari segi kinerja.

Dengan aksi window dressing tersebut, Lanjar memperkirakan IHSG bisa bergerak menguat hingga di kisaran level 5.950 hingga 6.000. Selain faktor window dressing, penguatan IHSG juga diramal akan dipengaruhi oleh kejelasan vaksin Covid-19.

Sedangkan Sukarno memperkirakan IHSG akan menguat sampai kisaran level 6.100 hingga 6.200 pada akhir tahun. Sukarno melihat, sentimen positif datang dari eksternal dengan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat, yang diharapkan segera mengakhiri perang dagang. 

 

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan