close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Bitcoin. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi Bitcoin. Foto Pixabay.
Bisnis - Bursa
Jumat, 21 Juni 2024 19:47

Sampai kapan harga Bitcoin akan anjlok?

Harga Bitcoin (BTC) terpantau turun di bawah US$65.000 karena fluktuasi pasar dan tekanan jual yang meningkat.
swipe

Harga Bitcoin (BTC) terpantau turun di bawah US$65.000 karena fluktuasi pasar dan tekanan jual yang meningkat. Sejumlah faktor memicu harga Bitcoin merosot lebih dalam sehingga menembus level support.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan data ekonomi Amerika Serikat (AS) terkait pasar tenaga kerja dan perumahan menunjukkan perlambatan ekonomi sehingga memberikan sentimen negatif terhadap pasar Bitcoin. Klaim pengangguran awal AS turun menjadi 238.000, menunjukkan pasar tenaga kerja yang stabil dan mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed pada bulan September.

Data ini mengerek kenaikan imbal hasil surat utang negara AS, US Treasury bertenor 10 tahun. "Hal itu mencerminkan ketidakpastian mengenai penurunan suku bunga The Fed pada September, naik sebesar 48 basis poin menjadi 4,263%," ujar Fyqieh, Jumat (21/6).

Faktor lain, investor berskala besar atau yang biasa disebut whale terpantau memindahkan aset BTC antar-wallet. Data onchain menunjukkan terdapat transaksi besar berjumlah 4.000 BTC atau sekitar US$259,40 juta) yang dilakukan oleh whale untuk memindahkan Bitcoin miliknya ke wallet baru.

"Ini sering dianggap sebagai sinyal pergerakan harga signifikan yang akan datang dan diawasi oleh para pelaku pasar," tuturnya.

Ditambah, aktivitas pemerintah Jerman baru-baru ini yang berdampak pada pasar. Pemerintah telah memasukkan 1.700 BTC alias sekitar US$110,88 juta ke dalam bursa seperti Coinbase, Kraken, dan Bitstamp sambil mempertahankan 47.179 BTC atau sekitar US$3,06 miliar. Dus, pergerakan ini menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan penjualan besar-besaran yang dapat mengubah harga pasar.

Pada saat yang sama, data Lookonchain juga mengungkapkan 9 exchange-traded fund (ETF) secara kolektif telah menjual 1.290 BTC yang berarti penurunan kapitalisasi pasar sebesar US$83,7 juta.

"Aksi jual ini mungkin juga berkontribusi terhadap tekanan pada harga Bitcoin," katanya.

Selain itu, ETF Bitcoin Fidelity juga telah mengurangi kepemilikannya dengan jumlah yang sama yaitu 1.290 BTC, sehingga totalnya menjadi 168.862 BTC senilai US$10,95 miliar.

"Selama beberapa bulan terakhir, kami telah mengikuti kinerja ETF sehubungan dengan harga Bitcoin. Tren yang muncul adalah ketika arus keluar melonjak, Bitcoin jatuh atau kesulitan menemukan arah dan pada akhirnya berkonsolidasi," ujar Fyqieh.

Menurutnya, arus keluar yang terus-menerus sejak minggu lalu, setelah pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) dan sikap hawkish The Fed terhadap penurunan suku bunga, membuat nilai kumulatif total arus masuk bersih ETF Bitcoin telah turun menjadi US$14,81 miliar.

Dia meramal, jika sentimen gagal pulih, penurunan harga Bitcoin akan berlanjut hingga akhir minggu. Meskipun tak besar, namun hal tersebut dapat menandai awal dari tren turun.

Di sisi lain, sentimen Crypto Fear dan Greed Index juga mengalami kemunduran. Terpantau pada Jumat (21/6) berada pada kategori Greed dengan level 63 poin, turun dari seminggu sebelumnya di 74 poin. Hal ini menunjukkan tingkat optimistis di pasar kripto telah merosot dalam beberapa hari terakhir.

"Meskipun masih berada dalam kategori Greed, penurunan ini menandakan pelaku pasar mulai lebih berhati-hati dan mungkin mengantisipasi volatilitas yang lebih tinggi di masa mendatang," lanjutnya.

Level krisis

Sementara itu, berasarkan analisis teknis Bitcoin, saat ini instrumen tersebut melayang di bawah Exponential Moving Average (EMA) 50-day tetapi bertahan di atas EMA 200-day. Ini menunjukkan adanya tren bearish jangka pendek namun tetap dalam tren bullish jangka panjang.

Menurut Fyqieh, jika BTC berhasil menembus di atas EMA 50-day, pembeli bisa menargetkan level resistensi di US$69.000. Penembusan dari level ini dapat membuka jalan menuju level tertinggi sepanjang masa di US$73.808.

Sebaliknya, jika BTC jatuh melewati level dukungan US$64.000, bisa menandakan penurunan lebih lanjut ke level dukungan US$60.365. Dengan Relative Strength Index (RSI) 14 harian berada di 38,16, BTC berpotensi jatuh di bawah level dukungan US$64.000 sebelum memasuki wilayah oversold.

"Investor perlu memperhatikan angka Purchasing Managers' Index (PMI) jasa AS dan data aliran ETF spot BTC AS, yang bisa mempengaruhi pergerakan harga BTC. Pemantauan ketat terhadap indikator teknis ini penting bagi para investor untuk membuat keputusan yang tepat dalam perdagangan BTC," katanya.

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan