close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direksi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) saat pemaparan hasil RUPST di Kuningan, Jakarta, Rabu (22/5/2020). Alinea.id/Annisa Saumi.
icon caption
Direksi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) saat pemaparan hasil RUPST di Kuningan, Jakarta, Rabu (22/5/2020). Alinea.id/Annisa Saumi.
Bisnis
Rabu, 18 Maret 2020 11:32

Saratoga berbalik laba Rp7,3 trilun pada 2019

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) membalik kerugian tahun 2018 sebesar Rp6,2 triliun jadi laba.
swipe

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) membukukan laba bersih senilai Rp7,3 trilun sepanjang 2019. Sebelumnya, pada 2018, Saratoga mencatatkan kerugian senilai Rp6,2 triliun.

Manajemen Saratoga dalam keterangan resminya mengatakan kenaikan laba bersih yang signifikan tersebut didorong oleh peningkatan nilai investasi dan pendapatan dividen perusahaan investasi Saratoga.

Pada 2019, Net Asset Value Saratoga mencapai Rp22,85 triliun, meningkat 44,9%, dari Rp15,77 triliun pada 2018. Tercatat, pada tahun 2019, investasi dalam saham dan efek ekuitas mencatat keuntungan bersih sebesar Rp6,2 triliun.

Hal ini terutama didorong oleh kenaikan harga saham mark-to-market dari PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).

Selain itu, perusahaan afiliasi Sandiaga Uno ini juga berhasil membukukan pendapatan dividen sebesar Rp1,99 triliun, meningkat 121,5% dari perolehan tahun 2018 yang sejunlah Rp900 miliar. Pendapatan dividen tersebut merupakan yang tertinggi sejak Saratoga menjadi perusahaan publik. Pendapatan dividen berasal dari kontribusi Tower Bersama Infrastructure, Adaro Energy dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).

Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya mengatakan kinerja yang kuat dari perusahaan investasi didukung oleh fundamental bisnis yang solid.

"Sebagai perusahaan investasi aktif, Saratoga yakin terhadap potensi jangka panjang dari tiga sektor utama yakni sumber daya alam, infrastruktur, dan konsumen. Perusahaan akan terus berinvestasi secara aktif di tiga pilar tersebut seperti yang sudah dilakukan selama ini," kata Michael, Selasa (17/3).

Terkait prospek bisnis 2020, Michael mengatakan Saratoga akan tetap menjalankan strategi investasi aktif secara disiplin, terukur, dan prudent.

Kinerja Perusahaan Investasi

Seperti diketahui, Saratoga berinvetasi di beberapa perusahaan di Indonesia. Saratoga mencatat, Merdeka Copper Gold sepanjang 2019 (MDKA) mengalami pertumbuhan pesat sebagai perusahaan pertambangan tembaga dan emas.

Produksi emas MDKA tercatat tumbuh 33,2% dari 167.506 ons pada 2018 menjadi 223.045 ons pada 2019. Proyek eksplorasi porfiri di Tujuh Bukit, yang merupakan aset andalan MDKA, terus membuat kemajuan besar seiring dengan adanya Pra Studi Kelayakan dengan hasil kuat dari pengeboran bawah tanah.

Lalu, PT Mulia Bosco Logistik (MBL) memperluas kapasitasnya pada 2019, baik pada armada truk dan penyimpanan. Pada tahun yang sama, MBL pun membangun satu gudang tambahan di Makassar, Sulawesi Selatan dan menambahkan lebih banyak truk ke armadanya.

"Saratoga secara aktif telah bekerja dengan manajemen dalam pengembangan keuangan dan bisnis, serta peningkatan operasional dan manajemen risiko," ujar Michael.

Kemudian di Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) yang mengalami pertumbuhan positif dan memiliki kontribusi terbesar dalam pendapatan dividen Saratoga sepanjang 2019. Tercatat pada kuartal pertama 2019, Saratoga menambah modal untuk MPMX dengan meluncurkan penawaran tender sukarela (voluntary tender offer). Saat ini, Saratoga menjadi pemegang saham mayoritas MPMX.

Lalu, Saratoga juga berinvestasi di sektor rumah sakit melalui PT Famon Awal Bros Sedaya (FABS). Pada tahun 2019, FABS meluncurkan rumah sakit baru di Bekasi Utara dan mulai mengoperasikan rumah sakit lain di Sorowako, Sulawesi Selatan.

Adapun bulan ini FABS akan membuka rumah sakit baru di Karawang, Jawa Barat. Rumah sakit ini akan menjadi rumah sakit kesembilan di bawah naungan FABS.

Terakhir, Saratoga juga berinvestasi di PT Deltomed Laboratories. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di sektor obat-obatan herbal dengan salah satu jenama Antangin.

Saratoga mengatakan pada 2019, Deltomed telah meningkatkan kapasitas produksi untuk menggandakan kapasitas pengemasan dan penyimpanannya, serta memperluas jangkauan produknya. Selain itu, Deltomed juga merilis beberapa produk baru berupa suplemen dan produk herbal khusus pria sepanjang 2019.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan