Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan alasan pemerintah lebih memilih investor dari China ketimbang Jepang. Pasalnya, China lebih mudah diajak bekerja sama terutama dalam hal transfer teknologi dalam setiap proyek yang dikerjakan.
“Kita enggak mau seperti Jepang bangun investasi. Tidak. Selalu saya sampaikan kenapa lagi-lagi China. China itu gampang, dia disuruh apa saja mau. Prinsipnya, kan itu sepanjang national invest kita enggak masalah,” kata Luhut dalam acara peluncuran buku Indonesia Menuju 5 Besar Dunia di Tahun 2045 di Djakarta Theatre XXI, Thamrin, Jakarta, Kamis (12/9).
Luhut menjelaskan, salah satu contoh transfer teknologi yang dilakukan China ketika berinvestasi di di Morowali, Sulawesi Tengah, dengan membangun pabrik baterai. Operasionalnya pun saat ini sudah berjalan.
Luhut mengaku, dalam kesepakatannya dengan pemerintah, investor China tersebut berjanji akan membangun politeknik di kawasan tersebut. Tujuannya, untuk mencetak sumber daya manusia yang dapat menggerakkan pabrik tersebut dalam empat tahun mendatang.
"Oke kalau tenaga lokal dalam 4 tahun pertama belum bisa, kau boleh pakai tenaga asingmu. Tapi, kau harus mendirikan politeknik untuk nanti mengganti mereka (tenaga kerja China) setelah tahap ketiga atau tahap keempat dan seterusnya. Itu yang terjadi di Morowali sekarang,” tutur Luhut.
Lebih lanjut, Luhut menjelaskan, kesepakatan seperti ini bukan hanya untuk China. Tapi, juga berlaku bagi investor negara lainnya. Luhut menegaskan, pemerintah memiliki aturan praktis atau rule of thumb dalam setiap kebijakannya. Semua investasi dari mana pun yang datang asal berkontribusi terhadap perekonomian nasional akan diterima.
“Kita punya rule of thumb. Siapa saja bisa investasi, mau dari bulan, mau di mana dia investasi, sepanjang teknologinya ramah lingkungan, dan mendidik tenaga lokal (akan diterima),” ucapnya.
Luhut pun mengaku tak ambil pusing jika dirinya dituduh sebagai agen China lantaran banyaknya investasi yang mengalir masuk ke Tanah Air. Tak hanya itu, Luhut mengaku siap ditembak demi memajukan perekonomian nasional meski ditopang investasi dari China.
“Saya bilang ke presiden, kita bicara national invest. Selama national invest kita bisa diamankan, tak peduli dari mana pun, pak. Kalau pun orang mau tembak saya, biar saja. Saya hanya mengabdi dan membuat republik ini lebih bagus lagi," kata Luhut.