Proyek strategis hilirisasi mineral dan pertambangan terus digenjot. Pemerintah mengandalkan sektor ini untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029.
Corporate Secretary Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID Heri Yusuf optimistis tahun 2025 merupakan momentum yang baik untuk dapat meningkatkan peran sektor mineral pertambangan dalam mendongkrak pertumbuhan kinerja ekonomi nasional.
Grup MIND ID menyiapkan alokasi investasi sebesar Rp20,6 triliun pada lima proyek strategis yang diklaim akan menjadi penggerak roda pertumbuhan ekonomi baik di daerah maupun nasional. "Kami yakin dapat mempercepat hilirisasi industri tambang di Indonesia dan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045," katanya kepada Alinea.id, Sabtu (4/1).
Secara rinci, proyek tersebut yakni pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter ini ditargetkan ramp-up produksi pada kuartal I-2025 dan akan menghasilkan satu juta ton alumina per tahun.
Lalu, MIND ID melalui PT Inalum akan membangun smelter aluminium baru di Kuala Tanjung. Dengan kapasitas produksi 600.000 ton aluminium per tahun, proyek ini memperkuat rantai pasok industri aluminium nasional.
Grup MIND ID juga melanjutkan pengembangan proyek nikel di Halmahera Timur yang menjadi salah satu prioritas. Proyek ini mencakup pembangunan smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) untuk memproduksi nikel serta fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk bahan baku baterai kendaraan listrik. Kapasitas produksi RKEF akan ditingkatkan menjadi 88.000 ton nikel, sedangkan HPAL ditargetkan mencapai 55.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
Kemudian, melanjutkan pembangunan smelter tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur. Proyek ini direncanakan mulai beroperasi dan ramp-up produksi pada akhir kuartal III-2025.
Serta, proyek pengembangan infrastruktur batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. MIND ID melalui PT Bukit Asam sedang menjalin kemitraan strategis dengan PT Kereta Api Indonesia dan memanfaatkan jalur sungai untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan batu bara dari lokasi tambang dengan kapasitas 20 juta ton per tahun.
"Kami optimistis hilirisasi yang dijalankan MIND ID akan membawa dampak positif bagi sektor industri turunan, membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan kedaulatan ekonomi negara," ujarnya.
Adapun sepanjang tahun 2024, MIND ID merampungkan sejumlah proyek. Yaitu, smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Dengan investasi sekitar Rp16 triliun, smelter ini mampu menyerap 3,3 juta ton bijih bauksit per tahun dan menghasilkan 1 juta ton alumina sebagai bahan baku aluminium.
"Proyek ini merupakan tonggak penting dalam upaya MIND ID memperkuat integrasi hilirisasi hulu hingga aluminium," katanya.
Selain itu, MIND ID juga menyelesaikan smelter Freeport Indonesia di KEK Gresik, Jawa Timur. Smelter ini memiliki kapasitas pemurnian hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, menghasilkan produk akhir berupa katoda tembaga. Proyek ini juga menghasilkan lumpur anoda yang akan dimurnikan lebih lanjut di Precious Metal Refinery (PMR) menjadi emas, perak, dan Platinum Group Metals (PGM).
Heri menambahkan, dalam mendorong terbentuknya ekosistem EV Battery di Indonesia, Grup MIND ID melanjutkan pengembangan industri material komponen baterai, baterai sel, hingga ekosistem industri daur ulang EV battery.
Melalui kerja sama Bukit Asam dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), perusahaan juga masuk ke terobosan hilirisasi dengan inovasi konversi batu bara menjadi artificial graphite dan anode sheet, bahan baku baterai Lithium-ion.
"Proyek ini menjadi solusi strategis dalam membangun ekosistem industri baterai Indonesia, terutama karena Indonesia tidak memiliki tambang grafit alam yang ekonomis," katanya.