close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Analis Perkarantinaan Tumbuhan Madya, Badan Karantina Pertanian (Barantan) Aprida Cristin. Foto istimewa
icon caption
Analis Perkarantinaan Tumbuhan Madya, Badan Karantina Pertanian (Barantan) Aprida Cristin. Foto istimewa
Bisnis
Rabu, 28 September 2022 22:55

Sempat dilarang masuk, ini alasan China tolak porang Indonesia

Porang yang dikirim dari Indonesia memiliki beragam warna karena proses produksi yang berbeda.
swipe

Analis Perkarantinaan Tumbuhan Madya, Badan Karantina Pertanian (Barantan) Aprida Cristin mengatakan, China menutup keran impor porang dari Indonesia secara sepihak dan tiba-tiba yang berlaku pada 1 Juni 2020. Sejak saat itu, banyak penolakan terhadap ekspor porang asal Indonesia ke China sehingga mendorong pemerintah Indonesia dalam hal ini Barantan untuk melakukan komunikasi resmi ke pemerintah China, namun hasilnya nihil.

Melalui Kedutaan Besar RI di Beijing, ditemukan salah satu alasan yang membuat porang asal Indonesia ditolak, yaitu keamanannya. Disebutkan Aprida, sebelum adanya penolakan ekspor porang ke China, serpih atau chip porang yang dikirim dari Indonesia memiliki beragam warna karena proses produksi yang berbeda.

“Serpih porang yang diproduksi dengan dijemur di bawah sinar matahari memiliki warna coklat kehitaman, sedangkan yang diproses dengan oven berwarna kekuningan cerah. Beragamnya warna chip porang ini yang menjadi concern China terhadap porang Indonesia,” jelas Aprida dalam diskusi daring oleh Alinea.id bertajuk “Strategi Menembus Pasar Ekspor Porang Ke China” pada Rabu (28/9).

Berdasarkan data yang disampaikan Aprida, ekspor porang Indonesia ke China sebelum ada pelarangan sangat mendominasi yaitu pada 2019, ekspor porang Indonesia ke China tercatat sebanyak 714.237 kilogram (kg), sedangkan negara tujuan lainnya yaitu Jepang dan Macau masing-masing hanya 0,20 kg dan 10 kg.

Namun saat pelarangan ekspor berlaku, porang Indonesia akhirnya terserap ke negara alternatif lainnya, yaitu per 1 Juni 2020 hingga 31 Desember 2020 porang yang masuk ke China sebanyak 785,373 kg. Pada periode yang sama, pasar porang pun bertambah pesat di Thailand yang mencapai 865,996 kg, kemudian disusul Vietnam 233,936, dan Myanmar sebanyak 62,300 kg.

“Jadi ini sebagai bukti bahwa kita punya pasar alternatif selain China, yaitu ada Thailand dan Vietnam,” kata Aprida.

Kembali dibukanya ekspor porang ke China saat ini dilakukan secara bersyarat, yaitu harus dilakukan inspeksi dan karantina chips porang kering dari Indonesia ke China melalui protokol yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dan pemerintah China melalui The General Administration of Customs of The People’s Republic of China (GACC). Protokol ini berlaku mulai 28 November 2021 bersamaan dengan dibukanya kembali ekspor porang ke China.

“Tujuan pengaturan protokol ini adalah untuk memastikan masuknya serpih porang kering yang aman dari Indonesia ke China, mencegah introduksi organisme pengganggu tumbuhan ke China, dan melindungi kesehatan manusia dan tanaman di China,” jelas Aprida.

Adapun spesifikasi porang yang bisa diterima China berdasarkan protokol tersebut adalah porang yang ditanam dan diolah di Indonesia. Kemudian diproses dengan cara membersihkan, mengiris, dan mengeringkan, serta proses lainnya, tidak langsung untuk dikonsumsi manusia. 

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan