Emiten produsen spare parts PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) menyampaikan Covid-19 telah memberikan dampak negatif yang signifikan ke pasar otomotif, terutama di kuartal II-2020. Pandemi dan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat perusahaan dan dealer milik Astra Otoparts tidak beroperasi sehingga berpengaruh ke perusahaan.
Presiden Direktur Astra Otoparts Hamdhani Dzulkarnaen Salim mengatakan pandemi membuat perusahaan melakukan pengurangan biaya. Pasalnya, pagebluk menyeret kinerja perseroan pada kuartal II-2020 hingga mengalami kerugian.
"Jangan sampai biaya meledak. Apa yang bisa kami hemat dan kurangi, kami lakukan," ujar Hamdhani, Selasa (25/8).
Selama semester I-2020, perseroan membukukan pendapatan bersih senilai Rp5,65 triliun. Pendapatan ini tercatat mengalami penurunan 25,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,5 triliun.
Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh susutnya pendapatan dari segmen usaha manufaktur dan perdagangan. Kedua segmen tersebut selama ini memberikan kontribusi penjualan secara berturut-turut sebesar 45% dan 55% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
Pada semester I-2020, perseroan juga harus membukukan rugi bersih sebesar Rp296 miliar, dibandingkan dengan semester I-2019 yang masih mengantongi laba bersih Rp246 miliar. Kerugian ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari segmen pasar pabrikan (Original Equipment Manufacturer/OEM) dan pasar suku cadang pengganti.
"Kami terpengaruh kondisi pandemi, khususnya di manufaktur karena kuartal II-2020 kami berhenti produksi," ujar Wanny.
Dengan kondisi tersebut, Wanny menuturkan akan sangat berhati-hati mengimplementasikan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini. Emiten berkode saham AUTO ini hanya akan menganggarkan capex senilai Rp500 juta atau setengah dari tahun lalu yang sebesar Rp1 triliun.
"Capex sangat kami minimalkan, hanya setengah dari tahun lalu. Kami akan prioritaskan capex untuk produk baru dan optimasi," tuturnya.