close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi nilai tukar rupiah./Antara Foto
icon caption
Ilustrasi nilai tukar rupiah./Antara Foto
Bisnis
Jumat, 16 November 2018 09:31

Sentimen positif domestik jaga rupiah bertahan di zona hijau

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hari ini diprediksi berada pada kisaran Rp14.695-Rp14.655.
swipe

Laju positif rupiah diharapkan masih dapat berlanjut hari ini. Harapan didasarkan pada sejumlah sentimen positif dari dalam negeri.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada memprediksi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Jumat (16/11) berada pada kisaran Rp14.695-Rp14.655.

"Diharapkan sentimen dari dalam negeri masih ada yang kembali positif untuk membuat rupiah bertahan di teritori hijaunya," ujar Reza dalam riset hariannya, Jumat (16/11).

Pasca diumumkannya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, BI7DRR, pergerakan rupiah mampu kembali melanjutkan kenaikannya. 

"BI merilis suku bunga acuan yang naik 25 bps menjadi 6% dengan alasan untuk mempertahankan posisi defisit transaksi berjalan di sepanjang tahun ini tetap berada di bawah 3% dari PDB," terangnya. 

Pada penutupan pasar spot Kamis (15/11) kemarin, rupiah berada Rp14.675 per dollar AS. Rupiah menguat 0,74% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.    

Di sisi lain, kenaikan suku bunga acuan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan membuat perbankan menyesuaikan suku bunga kreditnya. Namun optimisme Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperkirakan penyaluran kredit dapat bertumbuh 13% YoY, dan perkiraan kondisi likuiditas perbankan yang masih cukup bagus, membantu penguatan rupiah. 

Selain itu, Reza meyakini penerbitan aturan transaksi derivatif suku bunga rupiah, yaitu Interest rate Swap
dan Overnight Index Swap, direspons positif. Demikian juga penilaian posisi defisit neraca perdagangan sebesar US$1,82 miliar pada Oktober 2018, tidak akan memicu pelebaran current account deficit atau defisit transaksi berjalan ke kisaran di atas 3%.

Namun Reza mengingatkan peringatan dari Gubernur The Fed, terkait potensi masih berlanjutnya tingkat suku bunga Fed Fund Rate. Selain itu, permasalahan internal di Benua Eropa, seperti perundingan Brexit di Inggris dan penyelesaian masalah anggaran di Italia, membuat laju EUR dan GBP dapat tertekan. 

Kondisi-kondisi tersebut, kata Reza, memberi potensi penguatan dollar AS.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan