PT Geo Dipa Energi (Persero) hingga kini terus melakukan investigasi usai terjadinya kecelakaan di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng pada Sabtu (12/3).
Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero) Riki Firmandha Ibrahim mengatakan, investigasi ini dilakukan di bawah inspektur Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE).
"Ini (investigasi) sedang berjalan, validasi dengan Geodipa dan vendornya," ucapnya kepada Alinea.id, dikutip Jumat (18/3).
Sementara, pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan, kejadian di PLTP Dieng lebih murni ke arah kecelakaan yang tidak bisa dikontrol.
Menurutnya, kejadian ini mestinya jadi momentum buat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan pengawasan dan monitoring. Sistem keamanan, dia sebut, menjadi langkah untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
"Sistem pengamanan tadi yang harus dilakukan Kementerian secara reguler. Melakukan monitoring dan evaluasi agar tidak terulang lagi," ujarnya.
Fahmy menegaskan, jika kejadian ini adalah murni kecelakaan. Pasalnya, di daerah Wonosobo tanpa ada PLTP pun sudah sering mengeluarkan gas beracun.
"Kebetulan di daerah pegunungan sering keluarkan gas beracun. Dan ini juga momentum Kementerian ESDM meningkatkan monitoring dan evaluasi reguler pastikan sistem keamanan sesuai standar," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Panasbumi Indonesia (API), Prijandaru Effendi mengatakan, investigasi yang sedang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sehingga, bisa merumuskan upaya pencegahan agar kejadian semacam ini tidak terulang kembali.
"Saat ini EBTKE sebagai wakil dari pemerintah sebagai pengawas keselamatan kerja sedang melakukan investigasi," ucap Prijandaru kepada Alinea.id, Senin (14/3).
Menurutnya, relief valve yang sudah terbuka secara otomatis saat pengecekan membuat H2S terelease secara tiba-tiba.
"Namun begitu, mari kita tunggu hasil investigasi dari EBTKE agar penyebab kecelakaan ini menjadi terang dan kita tidak berspekulasi," ucapnya.