Ada kabar baik bagi investor saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan terkerek pada semester II-2023.
"IHSG menarik dan perlu ditunggu investor. Di semester II, kami melihat peluang naiknya IHSG sangat terbuka," kata Co-Founder Tumbuh Makna, Benny Sufami, Senin (14/8).
Analisa ini diperkuat berdasarkan riwayat data IHSG yang mengalami kenaikan menjelang pemilihan umum (pemilu) di tahun politik. Biasanya, ujarnya, IHSG mengalami kenaikan pada enam bulan sebelum pemilu. Misalnya, enam bulan sebelum pemilu tahun 2014, IHSG melejit 19,6%. Demikian juga pada 2019. Saat itu, IHSG naik 11,7%.
"Memang tidak ada jaminan ini akan berulang, tapi polanya selalu seperti itu. Untuk itu, kami optimistis di semester II ini IHSG bisa mengalami kenaikan,” ujarnya.
Meningkatnya kegiatan domestik karena ajang lima tahunan itu juga diprediksi akan memberikan sentimen positif bagi pasar saham. Apalagi, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan pemerintah telah menyetujui anggaran pemilu sekitar Rp76 triliun yang akan berdampak terhadap pergerakan ekonomi Indonesia.
Di sisi lain, ekonomi nasional pada kuartal II-2023 tercatat baik yang ditunjukkan oleh angka produk domestik bruto (PDB) yang berada di atas 5%.
“Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan ekonomi dunia hanya akan tumbuh maksimal 3%. Dengan angka di atas 5%, sudah cukup bagus bagi ekonomi domestik kita di tengah kondisi tekanan ekonomi global," tutur dia.
Faktor lain yang akan mendorong kenaikan IHSG adalah tingkat inflasi yang cukup terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juli 2023 mencapai 3,08% secara year on year (yoy) ketimbang tutup kuartal sebelumnya yang sebesar 3,52% pada periode yang sama.
Selain itu, penurunan harga komoditas yang sudah terbatas serta kenaikan suku bunga yang diramal sudah mencapai puncaknya juga akan mempengaruhi kenaikan IHSG.
"Sedangkan ekonomi global tidak memberikan tekanan yang signifikan bagi ekonomi domestik di Indonesia," tuturnya.