close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Jokowi ketika meresmikan pabrik bahan baku obat dan produk biologi PT Kalbio Global Medika yang merupakan anak usaha dari PT Kalbe Farma/AntaraFoto
icon caption
Presiden Jokowi ketika meresmikan pabrik bahan baku obat dan produk biologi PT Kalbio Global Medika yang merupakan anak usaha dari PT Kalbe Farma/AntaraFoto
Bisnis
Selasa, 13 Maret 2018 14:52

Siasat industri farmasi hadapi pelemahan rupiah

Tingginya nilai impor bahan baku obat membuat perusahaan farmasi harus memiliki siasat saat terjadi fluktuasi kurs mata uang
swipe

Tingginya nilai impor bahan baku obat membuat perusahaan farmasi harus memiliki siasat saat terjadi fluktuasi kurs mata uang. Pelemahan nilai tukar rupiah dapat menekan pundi-pundi untung perusahaan farmasi Tanah Air.

Apalagi Kementerian Perindustrian menyebutkan jumlah impor bahan baku obat mencapai lebih dari 90%. Tentu saja, jika nilai tukar rupiah semakin lemah, biaya impor bahan baku obat bakal kian melambung.

PT Kalbe Farma Tbk sebagai emiten farmasi juga terdampak pada pelemahan rupiah. Manajemen emiten bersandi saham KLBF itu harus mengatur strategi agar beban produksi tidak melonjak.

Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius mengaku pelemahan nilai tukar rupiah sebulan terakhir cukup meningkatkan beban kurs. Akan tetapi, fluktuasi nilai tukar rupiah masih dapat diantisipasi bila berlangsung dalam jangka pendek.

"Kalau fluktuasi rupiah dalam jangka pendek dampaknya bisa dinetralkan. Kami mempunyai stok inventory sekitar 3-4 bulan, barang sudah ada," ujarnya pada pekan lalu.

Hedging atau lindung nilai dilakukan manajemen Kalbe. Salah satunya berupa stok bahan baku yang dapat digunakan selama periode 3-4 bulan. Namun, jika pelemahan nilai tukar terjadi terus menerus, beban biaya bakal terungkit.

Saat beban meningkat, opsi yang dapat dipilih adalah menaikkan harga. Tetapi, Kalbe tidak dapat serta-merta meningkatkan harga jual. Lantaran harus mengkaji sejumlah faktor, termasuk tingkat daya beli masyarakat dan peraturan penetapan harga obat generik dari pemerintah.

Tidak hanya itu, perseroan juga memiliki cadangan kas dollar AS yang mencapai US$40 juta-US$50 juta. Jika pelemahan rupiah terus berlanjut, Kalbe akan mempertahankan cadangan kas untuk menjaga keseimbangan neraca keuangan.

Nilai tukar rupiah ideal bagi Kalbe, berada pada level Rp13.300 per dollar AS. Sedangkan rentang toleransi kurs berada pada level maksimum Rp13.750 per dollar AS. 

Selain itu, manajemen Kalbe telah menyiapkan langkah efisiensi melalui pengaturan jadwal produksi dan kombinasi produk. Perseroan juga mempertimbangkan mencari sumber bahan baku dari negara lain dengan harga yang lebih murah dalam jangka panjang.

"Kami hanya bisa efisiensi, kami harus kerja keras. Misalnya, kalau bisa operasional dua shif penuh," paparnya.

Setali tiga uang, manajemen PT Kimia Farma (Persero) Tbk juga mengaku terdampak pelemahan nilai tukar rupiah. Hal itu diungkapkan Direktur Keuangan Kimia Farma IGN Suharta Wijaya.

Bahan baku impor obat milik Kimia Farma mencapai 90% dari total kebutuhan perseroan. Selama ini, emiten bersandi saham KAEF tersebut memiliki agen-agen untuk pembelian obat dengan transaksi menggunakan rupiah.

"Kalau fluktuasi kurs masih di bawah 2%-3% tidak apa-apa, kalau di atas 5% sudah fragile, cost akan tinggi," tuturnya.

Apalagi Kementerian Kesehatan telah menetapkan kontrak secara elektronik yang berlaku selama dua tahun. Sehingga, importir dapat dengan mudah menjaga kontrak selama periode tersebut.

Bagi manajemen KAEF, batas toleransi nilai tukar tidak boleh melebihi level 5%. Pelemahan yang saat ini mencapai 1,5% year-to-date, dinilainya masih normal. "Sekarang masih aman kalau baru 1,5%, kalau 3%-4% sudah alot. Kami berharap kurs serendah mungkin," kata dia.

Hingga Selasa (13/3/2018), Bank Indonesia mematok kurs tengah pada level Rp13.757 per dollar AS. Kurs tersebut cukup jauh dari asumsi APBN 2018 yang ditetapkan pemerintah pada level Rp13.400 per dollar AS.

Analis PT KGI Sekuritas Indonesia, Yuganur Wijanarko mengatakan, pelemahan rupiah selama beberapa pekan terakhir merupakan efek dari global. Sebelumnya, rentang pergerakan rupiah Rp13.200-13.400, kemudian menjadi Rp13.600-13.800. Setiap 1% pelemahan kurs rupiah berpengaruh pada 0,4% penurunan laba emiten perbankan dan 0,2% laba nonperbankan.

Mengutip data perdagangan Reuters pada 1 Januari 2018, dollar AS berada di posisi Rp13.568. Pergerakannya cenderung menurun hingga sempat menyentuh Rp13.289 pada 25 Januari 2018. Namun, dollar AS tak pernah bergerak lebih rendah lagi dari posisi tersebut justru cenderung menguat.

Pada 30 Januari 2018, dollar AS naik ke Rp13.433, lalu menyentuh Rp13.568 pada 12 Februari 2018. Naik lagi menjadi Rp13.745 pada 28 Februari 2018 dan parkir dikisaran Rp13.770.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, menjelaskan BI terus mencermati dan memperhatikan perkembangan nilai tukar rupiah setiap harinya. Sepanjang 2017, rupiah terdepresiasi 0,71%.  Tetapi sejak 1 Januari - Maret 2018, terjadi depresiasi sebesar 1,5%. 

"Jadi kami ingin sampaikan, ada depresiasi 1,5%. Ini karena perkembangan di eksternal yang menyebabkan tekanan pada nilai tukar hingga bisa di posisi Rp13.700- Rp 13.750," kata Agus.
 

img
Sukirno
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan