Perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia, PT Gojek Tokopedia Tbk. alias GoTo telah resmi melakukan proses pencatatan perdana saham (IPO). Hal ini ditandai dengan dibukanya penawaran awal (bookbuilding) saham GoTo mulai hari ini, Selasa (15/3) hingga Senin (21/3) nanti.
Perusahaan menargetkan untuk mulai dapat memperdagangkan 4,35% saham mereka di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 April mendatang.
Tidak berhenti di situ, dalam prosepektusnya, GoTo juga berencana untuk melakukan pencatatan saham ganda di bursa saham luar negeri atau dual listing. Rencananya, aksi korporasi lanjutan ini akan dilakukan di New York Stock Exchange (NYSE), National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), Hong Kong Stock Exchange (HKSE), Singapore Stock Exchange (SGX) atau London Stock Exchange (LSE).
"Sesuai dengan Pasal 32 POJK No. 22/2021, setelah penawaran umum perdana saham, dalam jangka
waktu dua tahun setelah tanggal pencatatan," kata manajemen GoTo dalam prospektus awal yang dikutip Alinea.id, Selasa (15/3).
Rencana ini pun telah disetujui oleh para pemegang saham utama GoTo, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang telah dilangsungkan pada 15 Desember 2021. Dengan demikian, untuk melantai di bursa saham luar negeri, yang harus perusahaan lakukan hanyalah memenuhi persyaratan dari otoritas yang berwenang di yurisdiksi bursa efek di mana emiten akan tercatat.
"Emiten berencana untuk melakukan penawaran internasional pada akhir tahun 2023," imbuhnya.
Namun, realisasi periode dual listing tersebut akan bergantung pada kondisi pasar, kesiapan, dan faktor
lain yang dapat memengaruhi kesuksesan penawaran internasional ini. "Masih kami kaji karena perlu banyak pertimbangan, kapannya masih dalam kajian," kata CEO GoTo Andre Soelistyo dalam konferensi pers, Selasa (15/3).
Sementara itu, aksi korporasi lanjutan ini dilakukan GoTo untuk memperluas basis investor dan mendapatkan pendanaan lebih besar dari investor baru di luar negeri. Namun demikian, sembari mempersiapkan proses dual listing, Andre bilang, pihaknya akan fokus terlebih dulu pada proses pencatatan perdana saham di Indonesia.
"Pasalnya, kami juga basis bisnis seluruhnya ada di Indonesia. Jadi kami akan kembangkan yang ada di Indonesia terlebih dulu," tegasnya.