Current account defisit (CAD) merupakan faktor utama keengganan investor asing berinvestasi di Indonesia. Kondisi itu sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia saja.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara, mengatakan, situasi global yang sedang kurang baik membuat Penanaman Modal Asing (PMA) pada semester I-2018 sedikit melambat jika dibandingkan semester I-2017.
"Sisi positifnya pemerintah terus melakukan upaya mengundang PMA masuk ke Indonesia. Terakhir dengan menerbitkan OSS (penerbitan izin usaha berintegrasi)," jelas Mirza dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR yang membahas mengenai asumsi dasar ekonomi Makro RUU APBN 2019 di kompleks DPR, Senin (10/9).
Sampai dengan semester I-2018 CAD Indonesia telah mencapai 2,6% dari PDB. Sementara, jika dibandingkan transaksi berjalan pada 2016 dan 2017, masing-masing adalah US$17 miliar dan US$17,3 miliar. Saat itu, defisit didanai dari investasi langsung sebesar US$16,1 miliar pada 2016 dan US$19,4 miliar pada 2017.
Kemudian pada 2016 investasi portofolio menerima sebesar US$19 miliar dan pada 2017 US$20,6 miliar. Pada dua tahun tersebut, ada dana keluar untuk pembayaran utang luar negeri sebesar US$5,8 miliar dan US$10,8 miliar. "Sehingga net transaksi modal dan financial sebesar US$29 miliar bisa menutup defisit US$17 miliar," ungkap Mirza.
Sementara pada tahun ini, besaran CAD sampai dengan semester I-2018 sebesar US$13,7 miliar. Namun, transaksi modal dan financial yang diperoleh hanya US$6,5 miliar.
"Jadi US$13,7 miliar hanya bisa ditutup US$6,5 miliar, yaitu, berasal dari investasi langsung sebesar US$2,9 miliar ditambah US$2,5 miliar atau US$5,4 miliar. Investasi portofolionya ada minus. Net investasi portofolio keluar atau outflow sekitar US$1,1 miliar," imbuh Mirza.
Itulah sebabnya BI, pemerintah dan OJK perlu menjaga rasio makroekonomi yang sehat karena itu menjadi salah satu alasan investor berinvestasi di suatu negara.
"Mungkin investor melihat titik lemah kita pada CAD ini dan ternyata melonjak cukup besar. Kalau tahun lalu full year US$17,3 miliar, sekarang di semester I-2018 sebesar US$3,7 miliar. Ini yang harus dikendalikan," papar Mirza.
Kendati demikian, berbagai upaya dilakukan pemerintah dan BI untuk mengurangi CAD dengan melakukan penjadwalan beberapa proyek infrastruktur dan implementasi penggunaan B20 diklaim disambut positif oleh investor.
"Tentu investor akan melihat implementasi dan realisasi terkait hal ini," tukas Mirza.