close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Antara.
icon caption
Ilustrasi. Foto Antara.
Bisnis
Rabu, 01 April 2020 14:29

Skenario terburuk Covid-19, rupiah tembus Rp20.000 per dolar AS

Pemerintah menyiapkan segala skenario untuk mengukur indikator makroekonomi seperti nilai tukar rupiah, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.
swipe

Kementerian Keuangan bersama dengan Bank Indonesia menghitung skenario terburuk dari coronavirus terhadap makroekonomi. Mulai dari nilai tukar rupiah, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dalam skenario yang berat, nilai tukar (kurs) rupiah diperkirakan mencapai Rp17.500 per dolar Amerika Serikat (AS), dan dalam skenario terberat mencapai Rp20.000 per dolar AS.

"Segala skenario ini kita hitung, dalam skenario berat rupiah dapat mencapai Rp17.500 dan skenario terberat mencapai Rp20.000 per dolar AS," katanya dalam video conference dari Jakarta, Rabu (1/4).

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan skenario terburuk melonjaknya nilai tukar rupiah terhadap dolar tersebut yang coba diantisipasi BI bersama dengan pemerintah.

"Kalau tadi disampaikan skenario berat kurs Rp17.500 per dolar atau yang sangat berat Rp20.000 per dolar itu adalah akan kita antisipasi supaya tidak terjadi, bahwa tingkat rupiah saat ini sudah memadai," ujarnya.

Untuk itu dia mengatakan BI berkomitmen terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di pasar keuangan agar tidak tumbuh semakin tidak terkendali. Dia pun menuturkan BI terus melakukan injeksi di pasar keuangan untuk menjaga stabilitas dan telah menurunkan tingkat suku bunga acuan menjadi 4,75%.

"Skenario tersebut sebagai forward looking kita akan menjaga supaya tidak terjadi. Oleh karena itu Bank Indonesia akan terus berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," ucapnya.

Indikator makroekonomi

Tak hanya itu, laju inflasi pun diperkirakan mengalami peningkatan yang sangat tajam dari perkiraan dalam pagu anggaran 2020 yang sebesar 3,1%. Dalam skenario berat tingkat inflasi mencapai 3,9% dan skenario terberat tembus 5,1%.

Sementara, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan anjlok menjadi US$38 per barel dalam skenario buruk, dan skenario terberat merosot jadi US$31 per barel. Jauh dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar US$63 per barel. 

Sementara, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mengalami tekanan yang sangat dalam. Pada skenario berat pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya akan tumbuh 2,3%, sedangkan di kondisi terberat anjlok hingga 0,4%.

"Berdasarkan assesment-assement yang tadi kita lihat BI, OJK, dan Kemenkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi turun ke 2,3% bahkan dalam skenario terburuk bisa -0,4%," ujar Sri.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan