close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kapolsek Ngadiluwih Shokhib Dimyati (tengah) menenangkan sejumlah nasabah yang mendatangi kantor BRI unit cabang Ngadiluwih, Kediri/Antara Foto
icon caption
Kapolsek Ngadiluwih Shokhib Dimyati (tengah) menenangkan sejumlah nasabah yang mendatangi kantor BRI unit cabang Ngadiluwih, Kediri/Antara Foto
Bisnis
Jumat, 16 Maret 2018 15:45

Skimming kartu BRI, bukti keamanan nasabah masih lemah

Selain mengganti uang korban pembobolan rekening, BRI berjanji akan mempercepat pergantian kartu debit dengan chip.
swipe

Berita pembobolan 33 rekening Bank BRI nasabah di Kediri, Jawa Timur pekan ini, membetot perhatian terkait tingkat keamanan lembaga keuangan Indonesia. Otoritas perbankan yakni Bank Indonesia (BI) langsung merespon kasus tersebut dengan meminta penjelasan dari pejabat Bank BRI. 

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan bahwa Bank BRI telah menjamin akan menuntaskan kasus dugaan skimming tersebut. Bila terbukti modus yang digunakan adalah skimming, maka BRI akan mengganti keseluruhan dana nasabah yang hilang.

"Karena menyangkut sistem pembayaran. Kami juga sangat concern," ujar Erwin pada Jumat (16/3) seperti dikutip Antara.  

Selain mengganti uang nasabah, BRI kata Erwin berjanji akan mempercepat pergantian kartu debit yang masih menggunakan magnetic stripe dengan teknologi chip. Mempercepat migrasi kartu debit mulai dilakukan BRI. 

Namun persoalan migrasi kartu, perlu diingat mengganti kartu dengan teknologi chip bukan perkara mudah. Ada kendala penggunaan kartu ATM atau kredit dengan chip, yakni tidak bisa dipakai di ATM di luar negeri. 

Potensi rush

Di sisi lain, kepastian ganti rugi yang diberikan Bank BRI kepada korban. Setidaknya membuat nasabah bisa bernafas dengan lega. Meski begitu, patut diwaspadai apabila kejadian tersebut kembali terjadi. Apabila kembali terulang nasabah perbankan akan bertanya-tanya, bagaimana tingkat keamanan bank menjaga data pribadi. 

Perbankan seperti diketahui selalu mengklaim bahwa pengamanan nasabah bank sangat dilindungi secara maksimal.  Hal ini tercermin dari transaksi yang dilakukan di ATM, nasabah harus memijat tombol sebanyak dua kali setiap kali menarik atau menyetorkan uang di ATM. 

Hanya saja, hal tersebut tidak cukup. Sebab pencurian informasi kartu dengan cara menyalin informasi yang terdapat di strip magnetik masih saja terjadi.

Apabila tidak serius ditangani, bukan tidak mungkin rasa percaya terhadap bank luntur. Perlu diingat, bisnis bank timbul dari rasa percaya (trust). Bukan semata-mata mengejar bunga. 

Tentu perbankan tidak ingin pembobolan rekening nasabah lewat ATM menimbulkan keresahan masyarakat yang berakibat bisa menimbulkan tindak penarikan uang secara besar-besaran (rush). 


 

img
Mona Tobing
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan