Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan akhir tahun ini Blok Rokan bisa memproduksi 195 ribu barel per hari (bph) sampai akhir tahun 2022 ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. Dwi menyampaikan harapannya agar Blok Rokan kedepannya bisa menjadi yang terbesar di Indonesia.
"Melihat entry level di awal tahun 2022 yang di angka 163 ribu bph dan target 2022 sebesar 180 ribu bph, maka di akhir tahun 2022 produksi akan mencapai di angka sekitar 195 ribu bph," papar Soetjipto, Selasa (4/1).
Menurutnya ada dua hal yang diharapkan akan segera diwujudkan di Blok Rokan ini, yakni pelaksanaan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan pengembangan migas non konvensional. Dua hal ini dia sebut menjadi tulang punggung dalam mendorong peningkatan produksi di masa depan.
"Setelah tertunda di akhir Desember 2021 untuk persetujuan POD EOR, kami harap diawal tahun 2021 segera mendapatkan POD EOR," jelasnya.
Lebih lanjut Dwi mengatakan, mengenai migas nonkonvensional pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Pertamina dan Sub Holding Upstream Pertamina yang telah memberikan dukungan kepada Pertamina Hulu Rokan (PHR), sehingga di tahun ini akan ada pengeboran dua sumur migas non konvensional.
"Keberhasilan EOR dan migas nonkonvensional di Rokan akan menjadi sejarah baru bagi pengembangan hulu migas di masa mendatang," paparnya.
Dwi menyebut apresiasi ini disampaikan atas keberhasilan transisi Blok Rokan yang berjalan mulus, Sehingga PHR bisa menjalankan program yang agresif.
"Melakukan banyak terobosan dalam pengelolaannya, termasuk membuat project management integration (PMI) drilling, ini patut diberikan apresiasi," paparnya.