close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri ESDM Ignasius Jonan (ketiga kiri) didampingi Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina Mas'ud Khamid (kiri) mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke tangki sepeda motor konsumen pada peresmian BBM satu harga, di SPBU Kompak, Nias Utara, Sumatera Utara, Ka
icon caption
Menteri ESDM Ignasius Jonan (ketiga kiri) didampingi Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina Mas'ud Khamid (kiri) mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke tangki sepeda motor konsumen pada peresmian BBM satu harga, di SPBU Kompak, Nias Utara, Sumatera Utara, Ka
Bisnis
Selasa, 18 Desember 2018 16:19

Soal batu bara, Menteri ESDM: Indonesia bisa mencontoh China

Energi batu bara bisa digunakan untuk membantu ketahanan energi nasional.
swipe

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengatakan Indonesia bisa mencontoh China terkait indutsri batu bara. Jonan menyarankan agar para pelaku industri batu bara meningkatkan nilai produknya. 

“Jangan hanya mengeruk batu bara kemudian langsung menjualnya. Batu bara harus diolah, bukan hanya dijadikan barang mentah yang dijual,” kata Jonan dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Selasa, (18/12).

Menurut Jonan, perspektif internasional sekarang ini sudah tidak lagi menilai perusahaan batu bara. Pandangan mereka beralih menjadi coal energy company atau perusahaan yang menciptakan energi melalui batu bara. Karena itu, sebagai perusahaan seharusnya para pelaku industri bisa melakukan konversi dari bahan mentah menjadi barang jadi. 

“Batu bara harus ada konversinya, sehingga menciptakan nilai tambah,” ujarnya.

Terkait industri batu bara, Jonan mencontohkan China. Di negeri tirai bambu itu, energi batu bara dikonversi energi spesifik lainnya. Salah satunya dikembangkan menjadi bahan bakar pesawat atau avtur. 

“Jika kita ke China, mereka punya konversi batu bara jadi jet fuel (bahan bakar pesawat). Dia bisa ubah (batu bara) jadi avtur buat bahan bakar pesawat terbang sehingga kompetisinya makin kuat,” tuturnya.

Selain itu, kata Jonan, bisa juga energi batu bara digunakan untuk membantu ketahanan energi nasional. Pemanfaatannya bisa dipakai untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

"Kita harus membangun lebih banyak coal power plant. Tidak ada coal power plant baru di Jawa dua tahun terakhir," ungkap Jonan. 

Selain itu, ia juga meminta kepada para pelaku industri untuk melakukan gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Eter (DME). Pengubahan ini sedianya untuk mengganti Liquefied Petroleum Gas atau LPG. Hal ini merupakan langkah sederhana yang bisa dilakukan.  Perusahaan batu bara, kata dia, sudah saatnya bertransformasi menjadi perusahaan energi. 

Berdasasrkan catatan Kementerian ESDM hingga September 2018, produksi batu bara sebesar 319 juta ton. Jumlah ini baru 65% dari total target produksi nasional mencapai 485 juta ton. 

Meski begitu, dalam kesempatan yang sama, Jonan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada para pengusaha batu bara. Sebab, industri batu bara berkontribusi kepada penerimaan negara sampai Rp 40 triliun.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan