close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay.
icon caption
Ilustrasi. Pixabay.
Bisnis
Rabu, 23 Juni 2021 14:35

SoftBank Ventures Asia beri pendanaan US$27 juta ke VoyagerX

Dana segar ini akan digunakan untuk pengembangan produk dan rekrutmen SDM global yang ahli di bidang AI.
swipe

SoftBank Ventures Asia (SBVA) mengumumkan keikutsertaannya dalam putaran penggalangan dana Seri A untuk startup software kecerdasaan buatan (Artificial Intelligence/AI), VoyagerX, yang berbasis di Korea Selatan. Dana segar ini akan digunakan untuk pengembangan produk dan rekrutmen SDM global yang ahli di bidang AI.

Selain SoftBank Ventures Asia, ada Alto Ventures dan Yellowdog yang turut serta dalam putaran pendanaan seri A tersebut. Masing-masing perusahaan menginvestasikan dana sebesar US$9 juta, sehingga total dana terkumpul mencapai US$27 juta. VoyagerX menargetkan akan mempekerjakan 100 orang SDM global yang menguasai AI pada tahun 2022.

CEO SoftBank Ventures Asia JP Lee mengatakan, dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi AI dan meningkatnya permintaan untuk solusi digital, pihaknya melihat adanya peluang pasar yang cukup besar. Di SoftBank Ventures Asia, pihaknya fokus pada investasi di bidang teknologi transformatif yang bisa memberikan dampak positif pada kehidupan masyarakat. 

"Kecerdasan buatan termasuk dalam katagori tersebut, dan VoyagerX dengan kemampuan handal mereka di bidang AI, inovasi yang kreatif dan waktu pemasaran yang cepat, telah membuktikan bahwa mereka memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin pasar di bidang ini,” ujar JP Lee, dalam keterangan resminya, Rabu (23/6).

Sementara itu, CEO VoyagerX, Sedong Nam menuturkan optimistis pada potensi transformatif AI dan deep learning

“Kami sangat senang perusahaan modal ventura besar seperti SoftBank Ventures Asia bersedia berbagi visi dengan VoyagerX. Kami berharap dapat menghadapi tantangan di masa depan dengan dukungan dari para pemodal,” ujar dia.

Didirikan pada 2017 oleh Sedong Nam, tim VoyagerX membuat solusi dan peralatan yang berbasis AI dengan memanfaatkan deep learning capabilities. Proyek unggulan dari VoyagersX antara lain adalah vFlat, aplikasi pemindai seluler dengan menggunakan teknologi AI yang memiliki kemampuan untuk menganalisa permukaan lengkung sebuah dokumen atau buku. Aplikasi vFlat ini juga bisa memindai dokumen dengan permukaan datar.

Kemudian Vrew, aplikasi video yang menggunakan teknologi AI, yang memungkinkan pengguna bisa mengedit video dengan lebih cepat dan mudah, dan Ownglyph, yakni platform berbentuk tulisan dengan teknologi AI, yang bisa mengubah tulisan tangan individual menjadi bentuk tulisan yang disesuikan dengan masing-masing individual.

Adapun partisipasi SBVA pada pendanaan VoyagerX menjadi strategi berkelanjutan perusahaan yang fokus pada startup yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi, dari prospek menjanjikan pasar ekonomi digital Asia. Belum lama ini, SoftBank Ventures Asia juga mengumumkan investasi ke Youibot, startup robot asal China, Super, startup social commerce di Indonesia, dan Standard Energy, pengembang baterai ion vanadium dari Korea Selatan.

Di pasar Indonesia, SBVA terus berkomitmen investasi pada sejumlah startup teknologi. Sejak pertama kali berinvestasi di Tokopedia pada tahun 2013, SBVA terus melakukan pendanaan terhadap Ajaib, Alodokter, CoHive, Funding Societies (Modalku), MamiKos, Super, Waresix dan Yummy Corp.

Selain menyuntikan dana, SBVA memanfaatkan keahlian in-house dan jaringan industrinya yang luas untuk mendampingi perusahaan portofolio, melalui berbagai tahap pertumbuhan dan tantangan.

Menurut SBVA, potensi pertumbuhan ekonomi digital telah mempercepat adopsi teknologi global dan pengembangan AI secara besar-besaran. Pengeluaran biaya terhadap penggunaan AI secara global diperkirakan akan meningkat dua kali lipat, dari US$50,1 miliar pada 2020 menjadi lebih dari US$110 miliar pada 2024.

Di Asia-Pasifik, penggunaan teknologi AI semakin terintegrasi di berbagai sektor, seperti keuangan, kesehatan, dan ritel yang berdampak untuk meningkatkan efesiensi operasional dan produktifitas. Oleh karena itu, pemerintah di negara-negara Asia-Pasifik melakukan investasi besar-besaran untuk pengembangan ekosistem AI dan mendorong pengembangan proyek riset AI.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan