close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi truk mengantre akibat kelangkaan solar. Foto Istimewa.
icon caption
Ilustrasi truk mengantre akibat kelangkaan solar. Foto Istimewa.
Bisnis
Selasa, 05 April 2022 17:54

Tanggapi kelangkaan solar, Pertamina: Disparitas harga dimanfaatkan oknum

PT Pertamina menyebut kelangkaan disebabkan karena disparitas harga yang jauh antara solar subsidi dan nonsubsidi.
swipe

Kelangkaan solar subsidi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Mengenai kelangkaan ini, PT Pertamina (Persero) menyebut disebabkan karena disparitas harga yang jauh antara solar subsidi dan nonsubsidi.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina Irto Ginting mengatakan disparitas harga yang terjadi mencapai Rp8.000 per liter. Kondisi ini membuat beberapa oknum memanfaatkannya.

Pihak Pertamina, kata Irto, mengapresiasi kepada pihak kepolisian yang telah menindak oknum-oknum yang memanfaatkan disparitas harga ini.

"Disparitas harga antara solar subsidi dengan nonsubsidi juga mencapai kurang lebih Rp8.000 rupiah per liter. Ini dimanfaatkan oknum-oknum," paparnya kepada Alinea.id, Selasa (05/4).

Irto menjelaskan secara umum terjadi tren peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) seiring dengan terus terkendalinya pandemi. Saat ini menurutnya rata-rata konsumsi sudah mulai menyerupai tahun 2019.

"Pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5% turut mendorong aktivitas logistik kendaraan angkutan dan ekonomi masyarakat sehingga turut menyumbang peningkatan konsumsi BBM," ungkapnya.

Meski demikian Irto memastikan jika stok solar hingga Pertalite masih akan aman di level rata-rata 20 hari. Menurutnya stok 20 hari bisa disebut sangat aman.

"Selain stok, kami juga pastikan untuk penyaluran jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite dan jenis BBM tertentu (JBT) solar subsidi sesuai regulasi dan alokasi yang ditetapkan," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan Pertamina akan memastikan penyaluran solar subsidi sesuai regulasi Perpres 191/2014 dan jumlahnya mengikuti alokasi yang diberikan.

"Kami sudah menyalurkan 11% over kuota untuk menormalkan antrean. Saat ini kami terus berkoordinasi dengan BPH Migas untuk memastikan alokasi kuota," lanjutnya.

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan