close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
PT Pertamina (Persero) menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., untuk membangun sistem digital dalam penyaluran BBM di 5.518 SPBU. / Facebook
icon caption
PT Pertamina (Persero) menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., untuk membangun sistem digital dalam penyaluran BBM di 5.518 SPBU. / Facebook
Bisnis
Senin, 13 Agustus 2018 20:25

SPBU jual BBM bakal diawasi secara digital

Tak bisa lagi curang, penjualan bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina akan diawasi secara digital.
swipe

Tak bisa lagi curang, penjualan bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina akan diawasi secara digital.

PT Pertamina (Persero) menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., untuk membangun sistem digital dalam penyaluran BBM. Rencananya akan ada 5.518 SPBU yang akan menerapkan sistem digital tersebut.

SVP Coorporate ICT PT Pertamina Jeffrey Tjahja mengatakan, ada beberapa alasan mengapa kebijakan ini baru bisa dilakukan saat ini. Alasan pertama adalah masalah waktu.

Menurut Jeffrey, pemberlakuan digitalisasi pada nozzle SPBU ini tidak bisa dilakukan seketika. Sebab, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk bisa menuju ke era digitalisasi.

"Digitalisasi enggak bisa seketika. Digitalisasi kan ditransformasi dan hospitality," ujarnya dalam Konferensi pers di Kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (13/8).

Salah satu hal yang perlu ditempuh adalah bagaimana transformasi untuk mendapatkan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya melakukan transformasi terlebih dahulu pada teknologinya.

Akan tetapi, untuk menyediakan transformasi menuju era digital, bukanlah sesuatu hal yang mudah. Perlu dukungan berbagai hal dari mulai sumber daya manusia hingga dana penunjangnya.

"Teknologi ini bukan satu hal yang mudah. Jadi butuh effort, sumber daya dan dana untuk pengembangan ini," jelasnya.

Adapun Jeffrey mengatakan, alasan mengapa dipilihnya PT Telkom karena pihaknya tidak memiliki kapabilitas untuk menyediakan teknologi tersebut. Apalagi emiten bersandi saham TLKM tersebut juga merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang juga merupakan perseroan pelat merah.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Enterprise and Businessman PT Telkom (Persero) Dian Rachmawan mengatakan, pihaknya akan dengan senang hati mendukung kebijakan dari Pertamina untuk pemasangan teknologi pada setiap nozzle SPBU.

Meskipun target 5.518 SPBU dirasa cukup sulit, Dian akan berupaya semaksimal dan secepat mungkin untuk mengejar target tersebut.

"Telkom membantu sinergi BUMN, digitalisasi ini dilakukan Telkom. Apa yang disebut tadi 5.518 sampai akhir Desember selesai, kami akan melihat berapa SPBU yang diselesaikan satu hari," jelasnya.

Terlebih, lanjut Dian, pihaknya memiliki plasma (jaringan internet) yang ada di seluruh Indonesia. Sehingga diharapkan, hal tersebut dapat membantu dalam percepatan penerapan teknologi pada setiap nozzle di SPBU milik pemerintah.

Selain itu, Anggota Komite BPH Migas Saryono Hadiwidjojo sangat optimistis target yang telah ditetapkan akan tercapai, dengan adanya transformasi leadership dan budaya kerja di PT Pertamina.

Apalagi di sisi lain, BPH Migas berkomitmen dan siap untuk membantu percepatan kalibrasi flowmeter dan tangki timbun dengan melakukan koordinasi dengan Direktorat Metrologi Kementerian Perdagangan.

"Harapannya supaya pada waktu verifikasi pendataan dan pengendalian bbm berjalan dengan baik," ucapnya.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan