close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kondisi bus Transjakarta yang mengalami kecelakaan di Cawang, Jakarta Timur, pada Senin (25/10/2021). Dokumentasi Satlantas Polrestro Jaktim
icon caption
Kondisi bus Transjakarta yang mengalami kecelakaan di Cawang, Jakarta Timur, pada Senin (25/10/2021). Dokumentasi Satlantas Polrestro Jaktim
Bisnis
Rabu, 08 Desember 2021 07:50

SPTJ ungkap penyebab maraknya kecelakaan bus Transjakarta

Terjadi 502 kecelakaan yang melibatkan armada Transjakarta selama Januari-Oktober 2021.
swipe

Maraknya terjadi kecelakaan yang melibatkan armada Transjakarta salah satunya imbas subkebijakan efisiensi anggaran. Pangkalnya, PT Transportasi Jakarta mengutamakan keuntungan dibandingkan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) sehingga kualitas layanan menurun.

Bagi Serikat Pekerja Transportasi Jakarta (SPTJ), efisiensi tersebut salah kaprah sehingga meminta dilakukannya evaluasi sistem. Dicontohkannya dengan meniadakan petugas di dalam bus yang seharusnya bisa menjadi pengingat sopir agar memastikan keamanan dan kenyamanan pelanggan.

Fungsi kontrol Transjakarta sebagai regulator pun dianggap tidak berjalan dengan baik. Fungsi ini mulanya dilakukan petugas pengendalian di setiap koridor/rute dengan skema tiga orang, sekarang hanya dilakukan satu personel sehingga pengawasan terhadap perilaku pramudi agar menerapkan standar pelayanan minimum (SPM) menjadi lemah.

"Kembalikan fungsi dan marwah Transjakarta ke hakikatnya transportasi publik yang benar-benar menerapkan standar pelayanan minimum yang tentu berbasis padat karya untuk menyerap tenaga kerja bukan berbasis padat teknologi," ucap Ketua SPTJ, Jan Oratmangun, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/12).

Dia menerangkan, peningkatan kualitas layanan sesuai SPM dengan menempatkan petugas PLB di dalam bus agar masyarakat mau menggunakan transportasi publik. Selain itu, perlu dikuatkan kembali fungsi kontrol dan pengawasan Transjakarta sebagai regulator terhadap operator.

“Bagaimana masyarakat mau naik Transjakarta kalau kualitas layanan buruk, tidak aman, dan tidak nyaman? Boleh lakukan efisiensi dan menggunakan sistem, tetapi jangan salah kaprah dan mengabaikan keselamatan," tuturnya.

Oleh sebab itu, SPTJ juga meminta pertemuan bipartit semua serikat yang ada di Transjakarta dengan manajemen. Agendanya, membahas kinerja dan perbaikan di perusahaan.

Berdasarkan data PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta, terjadi 502 kecelakaan selama Januari-Oktober 2021. Perinciannya, 63 kasus pada Februari, 72 kasus pada Maret, 55 kasus pada April, 54 kasus pada Mei 2021, 48 kasus pada Juni, 44 kasus pada Juli 2021, 22 kasus pada Agustus, 42 kasus pada September 2021, dan 27 kasus pada Oktober.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan