Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie merupakan seorang sosok penyelamat bangsa. Hal ini terbukti saat Habibie memberikan fondasi yang sangat kuat menuju era reformasi saat krisis 1998 lalu.
“Saya tidak bisa membayangkan bahwa reformasi akan berjalan begitu smooth (lancar), kalau presidennya bukan Pak Habibie waktu itu,” kata Sri Mulyani dalam Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2019, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (12/9).
Menurutnya, BJ Habibie mampu datang dan meredakan kemarahan masyarakat Indonesia terkait sistem pemerintahan yang sebelumnya dengan memberikan berbagai gebrakan dan perbaikan di banyak sektor.
“Pak Habibie kemudian membuka seperti air bah, waduknya dibuka supaya kekuatan air bah itu tidak menerjang waduk dan merusak semuanya,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani menuturkan dengan adanya inovasi dan langkah besar yang diambil oleh BJ Habibie, maka lahir lah berbagai macam kebebasan yang sebelumnya tidak bisa dirasakan oleh masyarakat mulai dari kebebasan pers, partai politik, HAM, dan lainnya.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan BJ Habibie juga sangat berperan dalam bidang ekonomi yang pada masa transisi pemerintahan saat itu keuangan Indonesia sedang sulit. Habibie mampu membuat perekonomian negara menjadi relatif stabil dalam waktu yang singkat saat pemerintahannya yaitu hanya satu tahun.
“Beliau menjadi presiden di waktu ekonomi sulit dengan pendekatan dan tim yang digunakan sangat profesional, karena pengalaman yang cukup dan waktu yang relatif singkat kondisi yang sangat buruk itu bisa dibalik,” ujar Sri Mulyani.
Ia menambahkan bahwa peran BJ Habibie tidak hanya sebagai negarawan melainkan sekaligus menjadi bapak yang menyiapkan Indonesia menjadi negara demokratis.
“Sebelumnya tentu Pak Soekarno meletakkan dasar Indonesia merdeka, Pak Harto mengisi pembangunan, dan Pak Habibie menjadi bapak yang menyiapkan Indonesia menjadi negara demokratis yang seperti kita alami saat ini,” katanya. (Ant)