Menteri Keuangan Sri Mulyani berencana memberikan insentif kepada perusahaan yang mau melakukan pencatatan saham perdana melalui IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Saya sedang berbicara kepada Dirjen pajak untuk memberi insentif pada perusahaan yang ekspansi melalui ekuitas," kata Sri Mulyani dalam acara CEO Networking, di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (3/12).
Oleh karena itu, Sri Mulyani mengajak perusahaan-perusahaan keluarga segera melakukan initial public offering (IPO) atau mencatatkan perusahaannya menjadi perusahaan terbuka.
Adapun perusahaan keluarga yang dimaksud di antaranya Adaro dan Indofood. Menurutnya, anak-anak usaha Adaro dan Indofood semestinya sudah tercatat di bursa.
"Franky punya banyak perusahaan yang bisa di-listing-lah. Pak Boy Thohir juga punya banyak," ujar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Namun, lanjut Sri Mulyani, jika insentif nantinya diberikan, dia menginginkan jumlah emiten di bursa bertambah hingga 1.000 perusahaan. Saat ini jumlah emiten IPO baru mencapai 600 perusahaan.
"600 itu sedikit perusahaan tercatat. Saya minta ada 1.000 perusahaan tercatat yang tidak terlalu lama," pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi mengatakan KSEI sangat mendukung rencana Menkeu tersebut untuk bisa memberikan insentif pajak sehingga mendorong lebih banyak perusahaan masuk ke bursa efek.
Saat ini sudah 53 perusahaan yang melantai di bursa sepanjang 2018. Sementara sepanjang bursa berdiri, sudah tercatat 615 perusahaan yang melantai di pasar modal.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa orang-orang khususnya perusahaan semakin percaya untuk masuk ke pasar modal Indonesia.
"Saya melihat kaitannya dengan pajak karena sekarang semua sudah serba tertib. Karena multiplier efeknya itu sangat luar biasa kalau masuk ke pasar modal. Kalau dia (perusahaan) lebih berkembang kan nanti pajaknya juga lebih besar ke Pemda juga, lebih banyak karyawan yang bisa direkrut dan dampaknya ke sekitar juga akan meningkat," pungkasnya.