Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik Asia Pasifik Timur 2018 versi majalah Global Markets.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, anugerah Finance Minister of the Year East Asia Pacific diraih Sri Mulyani atas penilaian kinerja baik merancang berbagai kebijakan ekonomi yang dapat terus menjaga momen pertumbuhan.
"Saya sangat tersentuh dan terhormat menerima penghargaan ini," ucapnya saat menerima penghargaan di Pantai Ayodya Resort, Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10) seperti dikutip dari laman kemenkeu.go.id, Minggu (14/10).
Selama menjabat, Menkeu dianggap memberikan kualitas belanja yang baik sejalan dengan peningkatan penerimaan perpajakan. Dengan kebutuhan pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, maupun perbaikan kinerja birokrasi yang semakin tinggi, Sri Mulyani pun dinilai mampu menjaga APBN terus memiliki kredibilitas tinggi.
"Kalau kita mendapatkan sebuah penghargaan, tentu kita harus meneliti standar mereka. Jika menyebutkan bahwa efektivitas dan kredibilitas APBN saya rasa itu kriteria yang cukup baik. Menunjukkan apa yang selama ini Kemenkeu lakukan," tambahnya
Menurut Global Markets, Menkeu mampu meningkatkan performa makroekonomi Indonesia dengan sangat baik. Penerimaan perpajakan tahun 2017 mampu mencapai 91% dari target, sebuah lompatan besar, dari pencapaian 83% pada dua tahun lalu.
Sementara belanja pemerintah tumbuh sangat cepat dalam tiga tahun sejak 2017, mencapai 21,1% dari PDB. Serapan APBN meningkat dari 73% pada 2016 menjadi 97% pada 2017, level tertinggi dalam enam tahun. Tingkat kemiskinan pun turun 0,6% antara September 2016 hingga September 2017, penurunan terbesar dalam kurun waktu lima tahun.
"Apa yang kita lakukan baik untuk Indonesia, kalau mendapat penghargaan itu hanya pelengkap saja," ucap perempuan kelahiran Bandar Lampung 56 tahun lalu itu.
Sri Mulyani menegaskan apabila masih terdapat kritik terhadap kinerja Kemenkeu, maka itu adalah pemacu baginya untuk terus memperbaiki dan memajukan ekonomi Indonesia.