close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto tangkapan layar akun Youtube Sekretariat Presiden.
icon caption
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto tangkapan layar akun Youtube Sekretariat Presiden.
Bisnis
Kamis, 14 April 2022 17:30

Sri Mulyani targetkan defisit APBN 2023 kembali ke level di bawah 3%

Defisit anggaran akan berada pada kisaran 2,81% hingga 2,95%.
swipe

Defisit anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 dirancang kembali ke level di bawah 3%. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan defisit anggaran akan berada pada kisaran 2,81% hingga 2,95% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp562,6 triliun hingga Rp596,7 triliun.

“Ini artinya kami akan melaksanakan Undang-Undang 2 Tahun 2020 di mana defisit APBN tahun 2023 akan kembali di bawah 3%. Namun pada saat yang sama, APBN akan tetap mendukung pemulihan ekonomi dan juga terus mendukung program-program pembangunan nasional,” ujar Sri dalam keterangan pers usai Sidang Kabinet, Kamis (14/4).

Lebih rinci, Menkeu memaparkan pendapatan negara diperkirakan mencapai 11,28% hingga 11,76% dari PDB atau kisaran Rp2.255,5 triliun hingga Rp2.382,6 triliun. Sementara, belanja negara tahun depan didesain pada kisaran 14,09% hingga 14,71% dari PDB atau antara Rp2.818,1 triliun hingga Rp2.979,3 triliun.

“Belanja negara tersebut terdiri dari belanja pusat yaitu antara Rp2.017 triliun hingga Rp2.152 triliun, dan transfer ke daerah yang akan berkisar antara Rp800 triliun hingga Rp826 triliun,” katanya. 

Di dalam mendesain APBN, Menkeu menjelaskan terdapat beberapa hal yang perlu untuk dipertimbangkan, seperti kenaikan inflasi dan pengetatan moneter. Hal ini berdampak pada sisi utang yang akan dikelola, baik tekanan dari sisi jumlah bunga utang maupun cicilan yang harus dibayar.

“Ini yang harus kami pertimbangkan sebagai bagian untuk mendesain APBN 2023 kembali menuju pada defisit di bawah 3% yaitu agar jumlah kebutuhan untuk menerbitkan surat utang bisa diturunkan secara bertahap namun tetap berhati-hati,” ujarnya.

Dari sisi fiskal, APBN akan melakukan reformasi di bidang pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan dengan membangun pembiayaan yang makin inovatif.

“Oleh karena itu untuk APBN tahun 2023, kami masih akan terus mengkalibrasikan dan mempertajam pada perhitungan untuk belanja, baik pusat maupun ke transfer ke daerah, dan juga estimasi penerimaan negara,” ujarnya.

img
Hasbie Ibnu Harris
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan