Sri Mulyani uraikan strategi bangun unicorn kelas dunia
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menguraikan strategi untuk membangun start-up unicorn kelas dunia.
Menurut Menkeu, perusahaan rintisan berstatus unicorn yang ada di Indonesia terbilang cukup maju dibandingkan dengan negara anggota Asean lainnya.
"Untuk di Asean, kita (Indonesia) sudah dianggap suatu negara yang maju (dalam hal unicorn)," ujar Sri Mulyani di Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (18/2).
Unicorn adalah istilah untuk perusahaan rintisan alias start-up dengan valuasi di atas US$1 miliar setara Rp14 triliun. Tercatat, empat dari tujuh unicorn di Asean berasal dari Indonesia.
Keempat unicorn itu adalah Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Bahkan, Menkominfo Rudiantara pernah menyebut 1-2 unicorn telah naik kelas menjadi decacorn dengan valuasi di atas US$10 miliar atau Rp140 triliun.
Menurut Sri Mulyani, yang membuat Indonesia terbilang cukup maju dikarenakan penciptaan unicorn di dalam negeri begitu pesat, minim hambatan.
"Indonesia bisa menghasilkan unicorn yang cukup banyak itu adalah termasuk hal yang luar biasa," tambahnya.
Pertumbuhan start-up dengan nilai lebih dari US$1 miliar tersebut diakui Menkeu Sri tidak lepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri itu sendiri.
"Kita bisa melahirkan Tokopedia, Bukalapak, Go-Jek, hingga Traveloka itu tentu berawal dari pemuda-pemuda yang kalau dilihat latar belakangnya memiliki pendidikan yang tinggi," imbuhnya.
Terlepas dari faktor kemajuannya, Sri Mulyani kemudian memberikan pemahaman mengenai pentingnya unicorn bagi Indonesia. Ia menyebut kehadiran unicorn dapat dimanfaatkan bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mengejar ketertinggalan dengan daya jual yang berbeda.
"Generasi kedua, ketiga bahkan dengan perspektif dari milenial kita bisa mengejar ketertinggalan dengan daya jual yang berbeda, dengan kreativitas yang lebih update dari pasar yang ada saat ini," ungkapnya.
Dia melanjutkan, unicorn juga merupakan salah satu upaya menciptakan market atau pasar sendiri yang dapat bersaing dengan suatu platform milik negara lain.
"Artinya membangun unicorn untuk platform itu is a one thing. Unicorn itu kan untuk platform sendiri, tapi kalau berbicara soal the real player-nya kan harus ada sendiri," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan bahwa kehadiran unicorn menandakan pasar di Indonesia terus berkembang dari zaman ke zaman. Dia pun memastikan akan terus mendorong perkembangan unicorn di Indonesia.
"Karena kita butuh pemain yang real player. Waktu market-nya growing justru saya khawatir banyak generasi yang justru mau di belakang meja. Tidak doing work yang production, competitiveness. Kita pikirkan bersama, saya janji untuk mendukung," tuturnya.
Strategi pengembangan unicorn
Terkait dukungan pengembangan unicorn yang dijanjikannya, menurut Sri Mulyani, saat ini pemerintah telah memulai dukungan tersebut. Salah satunya lewat investasi pada bidang SDM sebagai prioritas, tidak hanya dari sisi jumlah tetapi juga cara mengalokasikannya.
Menkeu Sri menerangkan bahwa fokus utama investasi SDM dari segi pendidikan adalah perguruan tinggi yang memerlukan peningkatkan kualitas universitas. Karenanya, Kemenkeu telah berbicara dengan beberapa rektor universitas ternama untuk menjadikan universitas sebagai pusat pembangunan SDM.
"Vokasi dilakukan kemudian banyak sekali kerja sama yang dilakukan Indonesia dengan institusi yang dianggap memiliki kemampuan riset dan inovasi yang dilakukan oleh LPDP, Kementerian Dikti, universitas, maupun lembaga riset kita," ungkapnya.
Selanjutnya, dari sisi riset dan pengembangan, Kemenkeu bersama Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi tengah merintis untuk mengidentifikasi jumlah anggaran riset, siapa yang melakukan, dan jenis risetnya. Dengan demikian, Kemenkeu bisa melakukan pemihakan di dalam belanja misalnya membentuk dana abadi (endowment fund) seperti yang dilakukan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
"Sekarang kami sedang memikirkan, sesuai yang disampaikan Bapak Presiden, endowment fund dalam bidang riset dan pengembangan. Bentuknya seperti apa kami akan pikirkan," tambahnya.
Selain itu, Kemenkeu juga mendukung pembangunan dan pemerataan infrastruktur konektivitas di Indonesia misalnya proyek Palapa Ring. Karena anggaran yang terbatas, skema yang dilakukan menggunakan kerja sama pemerintah dan badan usaha.
Dengan demikian, unicorn tidak hanya muncul di Jawa tetapi juga bisa berasal dari daerah lain berkat konektivitas yang kualitasnya setara.
"Kemarin disampaikan Bapak Presiden, agar ini bisa merata, infrastruktur konektivitas ekonomi digital itu harus dilakukan," ungkapnya.
Di sektor perpajakan, Kemenkeu bersama-sama industri akan melihat kebutuhan dari pelaku. "Apakah dari sisi fasilitasnya, bagaimana bentuk support yang mereka butuhkan," imbuhnya.
Sri Mulyani mengingatkan capaian Indonesia dalam menghasilkan sejumlah unicorn tak lepas dari ekosistem yang mendukung.
"Kalau ekosistem diperbaiki, mungkin kita akan lebih banyak lagi mendapatkan pengalaman unicorn yang lain," tandasnya.