Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) menyetujui pembagian dividen sebanyak-banyaknya Rp298,43 miliar atau Rp110 per saham, dari laba bersih 2020 sebesar Rp8,8 triliun.
Sementara itu, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar usai RUPST juga menyetujui usulan manajemen Saratoga untuk melakukan pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:5.
Presiden Direktur Saratoga Michael WP Soeryadjaya menjelaskan, konsistensi Saratoga membagikan dividen ke pemegang saham merupakan bagian dari komitmen perseroan untuk terus memberikan nilai tambah yang optimal. Hal ini menggambarkan strategi investasi Saratoga berada di jalur yang tepat.
“Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan pemegang saham yang telah memungkinkan perseroan untuk mengeksekusi setiap rencana investasi. Kami yakin keputusan pembagian dividen dan stock split ini akan menjadikan Saratoga semakin menarik sebagai partner investasi di pasar modal Indonesia,” kata Michael dalam keterangan resminya, Rabu (28/4).
Michael mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 telah menimbulkan banyak ketidakpastian dan menurunnya aktivitas ekonomi secara global dan nasional. Namun, dalam situasi yang sangat dinamis dan menantang tersebut, Saratoga berhasil menjaga momentum pertumbuhan portofolio investasi secara positif. Hal tersebut tercermin dari nilai aset bersih (net asset value/NAV) perseroan yang tumbuh hingga 39% menjadi Rp31,70 triliun.
“Selama pandemi fokus dari strategi kami adalah mempertahankan ketahanan operasional, baik pada perusahaan induk maupun seluruh perusahaan portofolio investasi. Dengan tetap mengutamakan prinsip prudent (kehati–hatian) dalam mengelola semua risiko dan konsisten menerapkan strategi diversifikasi, kami bersyukur target ketahanan operasional dapat dicapai dengan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, pada 2020 nilai investasi Saratoga di PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) naik 120% menjadi Rp10,18 triliun dan nilai investasi di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) tumbuh 56% menjadi Rp12,64 triliun.
Saratoga juga berhasil membukukan pendapatan dividen di 2020 sebesar Rp750 miliar, yang sebagian besar dikontribusikan oleh PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) sebesar Rp215 miliar, PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk. (TBIG) Rp214 miliar, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) sebesar Rp210 miliar dan PT Provident Agro Tbk. (PALM) sebesar Rp105 miliar.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menuturkan, untuk mendukung pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, Saratoga akan terus mengoptimalkan investasi di lini bisnis yang menjadi kebutuhan utama masyarakat. Perseroan juga akan mendorong portofolio investasi untuk menjalankan ekspansi bisnis, agar mampu menjangkau lebih banyak pasar dan menjadi solusi masyarakat.
Devin menunjukkan ekspansi PT Famon Awal Bros Sedaya (Primaya Hospital) yang terus memberikan layanan medis di berbagai daerah di Indonesia. Semester I-2021 ini, Primaya Hospital akan meluncurkan empat rumah sakit baru untuk melengkapi sembilan rumah sakit yang telah beroperasi hingga akhir tahun 2020.
Sementara untuk mendukung percepatan digitalisasi di Indonesia, Tower Bersama Infrastructure juga terus memperkuat infrastruktur telekomunikasinya. Di antaranya adalah mengakuisisi 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST).
Untuk mendukung ekspansi portofolio investasinya, Devin melanjutkan, Saratoga juga konsisten melakukan aksi korporasi dan melakukan peningkatan investasi. Seperti di Mulia Bosco Logistik, dengan kepemilikan saham perseroan yang bertambah dari 7,5% menjadi 23,7%. Saratoga juga telah menambah kepemilikan saham perseroan di MPMX sebanyak 4,34% di bulan ini.
“Selain stock split, dalam RUPSLB hari ini pemegang saham juga menyetujui rencana buyback saham perseroan sebanyak-banyaknya 25 juta saham atau 0,92% dari saham disetor. Berbagai aksi korporasi ini merupakan komitmen Saratoga untuk mengoptimalkan setiap peluang ditengah tantangan bisnis yang masih akan sangat dinamis,” ucap Devin.