close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Dok: The Greater Hub Incubator SBM, LPIK, dan LPIT Institut Teknologi Bandung (ITB). Foto: Alinea.id/Immanuel Christian
icon caption
Dok: The Greater Hub Incubator SBM, LPIK, dan LPIT Institut Teknologi Bandung (ITB). Foto: Alinea.id/Immanuel Christian
Bisnis
Kamis, 07 Desember 2023 21:33

Startup dan harapannya di 2024

Pemerintah bisa menjadi pengguna pertama untuk jasa maupun produk mereka.
swipe

Startup di Indonesia masih harus banyak yang mendaki gunung untuk unjuk gigi dalam perekonomian dalam negeri. Tujuan menjadi unicorn bukanlah cita-cita setinggi langit lagi.

Apalagi, ada Bukalapak, Tokopedia, dan Gojek yang pernah mencapai titik tersebut. Kini mereka masih berusaha mempertahankannya.

Namun, citra bakar uang yang masih menempel di startup itu berusaha dihapuskan dewasa ini oleh The Greater Hub School Business and Management (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB). Salah satunya, lewat ‘Bandung Startup Pitching Day 2023’.

Pemerintah tentunya diharapkan lebih lagi memperhatikan kondisi bibit unggul dalam perekonomian ini. Agar, ekosistem startup di Indonesia semakin meluas.

Sekbid Kewirausahaan dan Inkubasi Bisnis LPIK ITB Irwan Gumilar mengatakan, dana yang diturunkan memang sudah cukup besar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini diharapkan tetap bertahan apalagi sudah mengakar hingga ke ranah mahasiswa.

“Bahkan sudah masuk ke program kemahasiswaan dan perinkubasian dari ide bahkan dananya cukup besar,” kata Irwan saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (7/12).

Irwan menyebut, keberlanjutan dalam program memiliki urgensi karena hari ini telah membuka peluang bagi startup untuk memperluas jaringan dengan mitra perusahaan ventura. 

“Harapannya meningkatkan peluang pemanfaatan atau komersialisasi atas pengembangan bisnis startup,” ucapnya.

Harapan startup kepada pemimpin baru

Direktur The Greater Hub SBM ITB, Dina Dellyana mengatakan, setelah ini pemerintahan yang selanjutnya dirasa perlu melihat lebih dekat dengan ekosistem startup itu sendiri. Program yang ada seharusnya disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dari startup.

Bukan tanpa alasan, ia melihat program seperti pembinaan maupun inisiasi lainnya sudah dijalankan. Kini kebutuhannya adalah pasar yang belum nampak jelas bagi para startup itu.

“Jadi kebanyakan program itu pembinaan atau initiating padahal sudah ada nih (startup). Pasarnya enggak siapin. Jadi sebenarnya hilirisasinya,” ujarnya dalam kesempatan serupa.

Kelak, pemerintah bisa mengembangkan startup yang sudah jadi. Tentunya untuk diorbitkan lebih jauh hingga mencapai titik unicorn itu.

Sebab, bagaimanapun keuntungan dalam ekonomi angkanya juga akan tercatat dalam buku keuangan dalam negeri. Maka, negeri pun bisa berkembang.

Pemerintah bisa menjadi pengguna pertama untuk jasa maupun produk mereka. Hal ini bisa membuka pasar yang kemudian dilanjutkan dengan langkah government to government (G to G) atau business to government (B to G).

“Pemerintah jadi usernya dulu bukain pasarnya G to G atau B to G. Itu yang masih kurang,” ucapnya.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan