close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bendera di atas gedung Federal Reserve di Washington DC, Amerika Serikat, 22 Agustus 2018. REUTERS/Chris Wattie.
icon caption
Bendera di atas gedung Federal Reserve di Washington DC, Amerika Serikat, 22 Agustus 2018. REUTERS/Chris Wattie.
Bisnis
Kamis, 26 Maret 2020 14:47

Stimulus di negara maju kurangi kepanikan pasar keuangan global

Amerika Serikat dan sebagian negara Eropa telah mengucurkan insentif dampak Covid-19.
swipe

Bank Indonesia (BI) menyatakan stimulus yang digelontorkan oleh negara-negara maju telah berhasil meningkatkan stabilitas pasar keuangan global.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan stabilitas pasar keuangan itu dipicu oleh disetujuinya paket stimulus fiskal sebesar US$2 triliun oleh senat Amerika Serikat (AS) dan sebesar US$860 miliar di Jerman atau setara 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Langkah-langkah stimulus fiskal di negara besar ini, memperkuat langkah-langkah yang dilakukan oleh bank sentral di negara-negara seluruh dunia," katanya dalam teleconference, Kamis (26/3). 

Dia merinci, paket stimulus fiskal yang digelontorkan oleh AS tersebut dialokasikan sebesar US$100 miliar untuk kesehatan, US$350 miliar untuk UMKM, US$250 miliar untuk tenaga kerja, US$500 miliar untuk dunia usaha, dan sisanya untuk dana bantuan sosial (bansos).

Selain itu, lanjutnya, Bank Sentral Amerika atau Federal Reserve System (The Fed) juga telah memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin (bps) atau mendekati 0%, untuk menjaga stabilitas pasar keuangan.

Selain itu, The Fed juga telah melakukan injeksi likuiditas ke pasar keuangan dengan melakukan pembelian surat-surat berharga di sektor keuangan maupun korporasi.

Langkah tersebut juga telah dilakukan BI dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bps, menjadi 4,75%. Selain itu, menginjeksi pasar keuangan sebesar nasional sebesar Rp300 triliun.

Perry melanjutkan, hal yang sama juga telah dilakukan di Eropa. Bank Sentral Eropa telah menyepakati melakukan injeksi likuiditas di samping koordinasi kebijakan antar negara-negara maju dan berkembangan, termasuk di dalam pertemuan negara-negara G-20.

"Berbagai langkah tersebut mengurangi kepanikan di berbagai pasar keuangan global. Termasuk bagaimana kita mengikuti harga saham di berbagai negara mengalami penguatan," ujarnya. 

Perry menuturkan, dengan sentimen positif ini, indeks saham Dow Jones telah mengalami penguatan sebesar 495 poin di level 2,39% dalam perdagangan hari ini. Sedangkan indeks Standard & Poor's (S&P) menguat 28 poin di kisaran 1,15%.

"Selain itu indeks risiko di pasar AS atau yang sering disebut fix itu juga menurun menjadi 23,9%, dari sebelumnya 72%," ucapnya.

Perbaikan dan stabilitas pasar pun mulai terlihat di Eropa. Hal ini terlihat dari penguatan indeks FTSE100 yang menguat 242 poin di level 4,45%, dan DAX yang menguat 173 poin di level 1,79%.

Penguatan juga terjadi di pasar saham negara-negara berkembang seperti Brazil, Rusia, dan Meksiko, yang mana menurutnya turut menciptakan stabilitas pasar keuangan secara global.

"Ini menunjukkan bahwa paket kebijakan, baik dari sisi moneter, maupun stimulus mengurangi kepanikan di pasar. Itu juga meredakan kondisi tekanan di global, yang tentu saja berimplikasi pada membaiknya sentiment terhadap pasar keuangan Indonesia," tukasnya.

Di dalam negeri, ucapnya, stabilitas pasar keuangan dapat dilihat dari terjaganya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang pada hari ini tercatat sebesar Rp16.250 per dolar AS.

Sedangkan dari sisi pasar saham terlihat dari indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan 383 poin atau berada di level 9,74%

"Itu merupakan suatu penguatan yang cukup signifikan. Setelah satu minggu yang lalu, dan bahkan dua minggu terakhir mengalami tekanan karena kepanikan pasar keuangan global," ujarnya.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan