Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto memastikan, pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog, berada dalam jumlah yang aman sampai dengan panen raya tahun depan.
Saat ini, Bulog sedang menggelontorkan cadangan tersebut untuk program Bantuan Pangan dan melalui operasi pasar yang kini bernama Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Sebagai upaya mempertahankan stabilitas harga pangan.
Suyamto menjelaskan, jumlah stok beras yang dikuasai Bulog sebanyak 1,7 juta ton. Disamping itu juga, Bulog siap menerima tambahan penugasan impor dari pemerintah untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ini sampai dengan Panen Raya 2024.
“Dalam menyiapkan kecukupan stok menghadapi El Nino dan situasi di tanah air sampai dengan panen raya tahun depan, kami siap memperkuat stok CBP ini dengan memaksimalkan penyerapan dari dalam negeri dan juga siap menerima rencana tambahan penugasan impor sebanyak 1 juta ton dari pemerintah yang akan membuat cadangan akan semakin kuat,” kata Suyamto dalam keterangan resminya.
Suyamto mengemukakan, Bulog juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras saat ini. Terjadinya kenaikan harga beras dikarenakan beberapa faktor baik eksternal maupun internal dalam negeri, seperti bencana El Nino dan juga situasi dalam negeri yang memasuki musim tanam.
“Kami sudah menggelontorkan beras operasi pasar di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 800.000 ton dan selanjutnya setiap hari kami akan gelontorkan terus sampai harga stabil. Selanjutnya juga sekarang sedang disalurkan Beras Bantuan Pangan untuk September, Oktober, dan November dengan jumlah total sebanyak 641.000 ton kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia,” tegas Suyamto.
Fokus Bulog adalah mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat. Bulog akan melakukan hal tersebut secara maksimal demi kepentingan rakyat banyak, terlebih ditengah situasi seperti sekarang.
Bulog juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna memastikan ketersediaan dan meredam lonjakan harga beras di tingkat konsumen.