Bank syariah hasil merger, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada Februari lalu ditargetkan masuk menjadi top 10 bank syariah terbesar di dunia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, BSI saat ini memiliki aset Rp240 triliun. Untuk mencapai target tersebut, menurutnya diperlukan koordinasi dan sinergi yang kuat antara seluruh pemangku kepentingan.
"Keberadaan BSI diharapkan bisa mengembangkan industri halal di dalam dan luar negeri. Hasil merger ini menghasilkan aset Rp240 triliun dan ditargetkan bisa masuk ke top 10 bank syariah besar dunia," kata Erick dalam webinar ISEI, Rabu (17/3).
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Herry Gunardi menuturkan, target tersebut diharapkan bisa tercapai pada 2025. Pada saat itu, BSI diperkirakan telah memiliki kapitalisasi pasar US$7 miliar hingga US$9 miliar, agar bisa masuk ke jajaran top 10 bank syariah global.
"Kami akan dorong terus pertumbuhan bisnis hingga kapitalisasi pasarnya, sehingga suatu hari nanti bisa masuk ke 10 besar perbankan syariah global berdasarkan kapitalisasi pasar," ujar Hery dalam kesempatan yang sama.
Dia melanjutkan, pihaknya telah menyusun strategi untuk tumbuh. BSI akan tetap membiayai segmen UMKM dan akan membangun ekosistem yang solid, termasuk membangun sentra UMKM.
BSI juga akan terus melayani segmen retail dan konsumer, seperti pembiayaan kredit perumahan rakyat (KPR), mobil dan sepeda motor, gadai emas, cicil emas, hingga masuk ke pembiayaan bisnis haji dan umroh.
Di sisi lain, lanjut Hery, pihaknya juga ingin merambah pasar wholesale. Dia mengakui, wholesale banking BSI yang ada saat ini belum terlalu modern.
"Kami harap kami juga bisa lebih aktif masuk ke sukuk global. Perusahaan yang ada di Indonesia, jika ingin mencari pembiayaan atau pendanaan, bisa kami jembatani untuk menerbitkan sukuk global dan investornya bisa kami dapatkan dari Timur Tengah dan Eropa," ucapnya.