Kondisi pasar yang bergerak tidak menentu, membuat banyak investor retail mulai mempertanyakan bagaimana strategi yang tepat untuk menghadapi pasar yang tidak pasti.
Head of Equity BNI Asset Management Jefrix Kosiady mengatakan, tapering dan Covid-19 masih menjadi isu sentral yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham hingga akhir tahun. Namun menurutnya, dampak dari tapering kali ini tidak akan sebesar taper tantrum pada 2013. Apalagi penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah saat ini semakin baik, program vaksinasi juga terus ditingkatkan.
“Karena market sekarang sangat volatile, investor ritel harus berpikir open minded untuk melihat sektor mana yang dapat diuntungkan dan dirugikan. Jadi pemilihan sektor menjadi sangat penting. Pengambilan keputusan juga harus fleksibel dengan kondisi pasar, namun kita tetap harus memperhatikan dari sisi fundamental apakah perusahaan tersebut memiliki fundamental yang bagus atau tidak,” ujar Jefrix dalam live instagram How to Manage Risk in Volatile Market, Kamis (26/8).
Ia juga menjelaskan bahwa investor retail dapat melakukan perbandingan terhadap perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor yang sama atau memiliki profil yang sama dengan perusahaan yang listing di luar. Hal ini bertujuan agar investor ritel dapat mengetahui bagus atau tidaknya perusahaan tersebut, sehingga ketika market volatile, investor sudah mempunyai pegangan bahwa perusahaan tersebut bagus.
Sebagai penutup Jefrix mengatakan bahwa dalam berinvestasi, harus mengetahui apa yang dibeli. Harus mengerti saham-saham apa yang dibeli. Jadi pada saat terjadi volatilitas, masih yakin bahwa saham yang dibeli akan masih bagus ke depannya.
Sebagai penutup, dia mengutip pernyataan investor dan pemilik Berkshire Hathaway, Warren Buffett pernah berkata “Risk comes from not knowing what you’re doing.” artinya risiko datang dari ketidaktahuan mengenai apa yang sedang kamu kerjakan.