close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Freepik
icon caption
Ilustrasi. Freepik
Bisnis
Rabu, 08 Februari 2023 19:24

Strategi Luhut cegah generasi cacat karena sampah plastik

Indonesia menargetkan menyelesaikan masalah sampah plastik di laut hingga 70% pada 2025.
swipe

Indonesia berkomitmen mengurangi sampah plastik, terutama yang berada di lautan. Sejauh ini, Indonesia berhasil menyelesaikan sampah plastik di laut sebanyak 35,5% dari target 70% pada 2025.

"Kita punya komitmen tahun 2025 itu 70% kita sudah bisa selesaikan. Hari ini, kita sudah menyelesaikan 35,5% sampah plastik di laut," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, dalam pidatonya pada acara peresmian pabrik daur ulang plastik PET, Rabu (8/2).

Luhut melanjutkan, masih banyak sampah plastik di lautan yang belum terangkut karena berada di dasar laut atau tenggelam. Karenanya, Indonesia mendorong pengembangan teknologi yang bisa membuat sampah plastik di laut mengapung sehingga mempermudah proses pengumpulan.

"Kita pengin plastik itu dibuat supaya dia bisa mengambang. Jadi, botol-botol plastik tidak turun ke bawah laut dan ini akan memudahkan kita untuk meng-collect. Teknologi ini lagi kita studi dan kita berharap itu bisa segera diproduksi," tuturnya.

Jika teknologi tersebut sudah berhasil, Luhut berharap seluruh pabrik botol dan industri minuman kemasan di Indonesia bisa menggunakan teknologi itu. Kemudian, mendorong swasta membangun pabrik yang mengolah botol dan sampah plastik tersebut karena selain menyelamatkan lingkungan, juga bisa menambah lapangan pekerjaan.

Lebih lanjut, Luhut menyampaikan, saat ini sedang dilakukan pembangunan 52 spot refused derived fuel (RDF) atau teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil atau dibentuk menjadi palet, yang rencananya rampung pada 2024. RDF tersebut akan dibangun di 5 kawasan destinasi wisata. 

"RDF ini nanti akan memproses sampah per hari kira-kira 12.000 ton. Nah, itu akan membuat Indonesia jauh lebih bersih," ucapnya.

"Hampir 40%-50% pabrik ini lokal konten sudah kita bangun. Ada di Cilacap dan sekarang dibangun di Bali ada 3 dan akan mengambil 1.200 ton per hari. Harusnya itu semua sudah selesai, tapi tertunda sampai 3 bulan karena masalah desain," ungkapnya.

Luhut menilai, pengolahan sampah plastik di laut harus segera ditangani. Alasannya, sampah plastik yang terbawa ke laut dapat hancur menjadi partikel plastik kemudian dikonsumsi ikan. Lalu, ikan-ikan tersebut dikonsumsi manusia. Luhut menilai, hal ini sangat meresahkan dan menyebabkan kelahiran generasi cacat.

"Bahaya kalau ikannya dikonsumsi ibu hamil, lalu lahir generasi cacat. Kita tidak mau melihat generasi cacat di Indonesia. Oleh karena itu, saya terus terang sangat memperhatikan hal ini. Tidak hanya omong kosong, kita harus eksekusi sekecil apa pun kita harus mulai," tandasnya.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan