close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mantan Menteri ESDM Sudirman Said, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. / Facebook
icon caption
Mantan Menteri ESDM Sudirman Said, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. / Facebook
Bisnis
Rabu, 20 Februari 2019 20:06

Sudirman Said bongkar rahasia Jokowi bertemu Freeport

Presiden Jokowi melakukan pertemuan rahasia dengan bos Freeport McMoRan Inc. (FCX), sebelum proses akuisisi berlangsung.
swipe

Presiden Jokowi melakukan pertemuan rahasia dengan bos Freeport McMoRan Inc. (FCX), sebelum proses akuisisi berlangsung.

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menceritakan pertemuan rahasia antara Presiden Joko Widodo dan bos Freeport McMoran Jammes Moffet. Pertemuan itu terjadi di tengah renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia (PTFI) pada Oktober 2015.

Menteri ESDM era Jokowi yang kemudian di-reshuffle itu mengungkap pertemuan tersebut bermula tepat sehari sebelum ia menandatangani surat permohonan perpanjangan operasi PTFI pada 7 Oktober 2015. Dia membongkar pertemuan itu dalam diskusi bertajuk Mengelola Sumber Daya Alam, Mejaga Harkat Negeri di Jakarta Selatan, pada Rabu (20/2).

"Tanggal 6 Oktober 2015 jam 08.00 pagi, saya ditelepon seorang staf disuruh ke istana. Saya tiba 08.30, Sebelum masuk ke ruang kerja presiden saya dibisiki oleh asisten pribadi, 'Pak menteri, pertemuan ini tidak ada'," ucap Sudirman, sambil menirukan perkataan staf pribadi presiden.

Sudirman Said yang kini menyeberang ke kubu Prabowo Subianto dan kini menjabat sebagai Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu kaget setelah memasuki ruangan presiden. Dia tak mengira sudah ada James Robert (Jim Bob) Moffet, Executive Chairman Freeport McMoRan sejak 2003 itu di ruangan Jokowi. Jim Moffet kemudian belakangan dicopot dari jabatannya pada Desember 2015.

Menurut Sudirman, kedatangan mantan petinggi perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu tidak diketahui juga oleh Freeport Indonesia.

Kemudian presiden langsung menginstruksikannya untuk menyiapkan sejumlah dokumen yang dibutuhkan Moffet. Sudirman menilai, hal ini dilakukan Jokowi untuk menjaga kelangsungan investasi Freeport di Indonesia.

Setelah menemui presiden, ia dan Moffet kemudian melanjutkan pembahasan di tempat lain. Ternyata, Moffet telah menyiapkan sejumlah naskah surat perpanjangan dari kantor pusat Freeport. Namun, Sudirman menolak untuk langsung mengabulkan permintaan Moffet.

"Saya bilang ke Moffet, bukan begini cara saya kerja. Kalau saya ikuti drafmu, maka akan ada presiden negara didikte oleh korporasi. Dan saya akan buat draf yang melindungi kepentingan republik (Indonesia)," ucap Sudirman, sambil menirukan perkataannya kepada Moffet.

Setelah menumui Moffet, Sudirman lantas menemui jajarannya di Kementrian ESDM untuk membahas naskah perpanjangan surat Freeport. Jajaran Kementrian ESDM menyimpulkan naskah yang disiapkan Freeport tidak merugikan Indonesia.

Kemudian, Sudirman menemui presiden untuk memberikan laporan terkait naskah surat tersebut. Jokowi tidak mengira dalam redaksional surat yang diajukan Freeport, tidak menunjukkan keinginan untuk mempertahankan mayoritas saham Freeport Indonesia tetap digenggam oleh mereka.

"Saya sampaikan (ke Presiden) drafnya seperti ini dan saya belum tanda tangan. Bapak dan ibu tahu komentar presiden apa? Presiden mengatakan, 'lho begini saja (Freeport) sudah mau. Kalau mau lebih kuat yang diberi saja'," ucapnya, sambil menirukan perkataan Jokowi.

Kendati demikian, Sudirman menilai, kesepakatan atas surat tersebut justru memperkuat Freeport dalam menjalankan usahanya. Sebab, publikasi atas kesepakatan tersebut membuat saham Freeport di pasar modal New York Stock Exchange (NYSE) AS menguat.

"Jadi, kalau saya disalahkan karena posisi negara semakin lemah, maka sebenarnya salahkanlah yang menyuruh saya menulis surat itu," ujar Said.

Jalan panjang divestasi saham Freeport Indonesia. / Alinea.id

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Freeport Indonesia kembali ke pangkuan ibu pertiwi! Hari ini, dengan mengucap syukur Alhamdulillah, saya menyampaikan bahwa saham PT Freeport Indonesia sebanyak 51,2 persen sudah beralih ke Indonesia melalui PT Inalum. Momen di penghujung tahun ini sungguh bersejarah, Freeport yang beroperasi di Indonesia sejak 1973, baru hari ini kita kuasai dengan kepemilikan saham mayoritas. Segala pendapatan dari Freeport nantinya, baik berupa pajak, non-pajak, royalti, dan lain-lain akan kita gunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Secara khusus saya sampaikan selamat kepada masyarakat di Papua, yang akan mendapatkan 10 persen dari saham yang ada, selain tentu saja mendapatkan pajak daerahnya.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan