Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan savings bond ritel (SBR) seri kelima atau SBR005 telah terserap pasar dengan volume Rp4 triliun. Jumlah investor SBR005 mencapai 16.966 orang, dengan 50,61% atau 8.586 orang merupakan generasi milineal.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Loto S. Ginting mengungkapkan, SBR005 banyak diminati oleh investor berusia 19 tahun-39 tahun atau generasi milenial
"Hal ini sejalan dengan fitur dari SBR005 yang dipasarkan secara online yang bisa diakses dengan perangkat teknologi informasi atau gadget," kata Loto di Jakarta, Senin (1/4).
Menurut Loto, rata-rata generasi milenial membeli SBR005 melalui bank dan perusahaan efek sebanyak 768 investor dan sebanyak 822 melalui fintech.
Mengutip data Kemenkeu, jumlah investor terbanyak setelah generasi milenial berasal dari generasi X atau berusia 40 tahun-54 tahun dengan porsi 27,56% dari total investor.
Generasi baby boomers (55 tahun-73 tahun) menempati posisi ketiga dengan porsi 19,96% dari jumlah investor.
Kemudian ada generasi tradisonalis (74 tahun-91 tahun) dengan kontribusi 1,8%l. Terakhir, generasi Z (<19 tahun) dengan kontribusi 0,07%.
Sebelumnya, Loto mengatakan, pemerintah memang mengincar generasi milenial untuk instrumen SBR005 ini.
Namun, bila dilihat dari volume, mayoritas pemesanan SBR005 sebesar 42,57% dilakukan oleh Generasi baby boomers. Kemudian 35,33% dari generasi X.
Generasi milenial menyumbang 16,74% dari total volume SBR005. Sisanya dari generasi tradisionalis 5,25% dan generasi Z 0,11%.
Berdasarkan profesi, volume pemesanan SBR005 banyak dibeli oleh masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai wiraswasta sebesar 37,75%.
Pegawai swasta 25,89%, ibu rumah tangga 13,32%, PNS, TNI dan Polri 6,53%, pensiunan 5,71% dan pelajar atau mahasiswa 1,9%.
Selanjutnya, profesi profesional menyumbang 1,22% dan pegawai otoritas lembaga atau BUMN dan BUMD menyumbang 0,87% dari total volume investor. Sisanya berasal dari pekerja lainnya sebesar 6,92%.
"Tetapi, jika dilihat dari jumlah investornya, SBR005 banyak diminati oleh mereka yang berprofesi sebagai pegawai swasta sebesar 37,59%," kata Loto.
Hasil penjualan SBR005 paling banyak dibeli oleh investor dari wilayah Indonesia Barat selain DKI Jakarta yang berkontribusi 45,34% dari total volume SBR005.
"Jika dilihat dari sisi gender, pembelian SBR005 banyak diminati oleh jenis kelamin laki-laki. Terlihat dari data yang menunjukkan 55,31% berasal dari jenis kelamin laki-laki dan sisanya 44,69% jenis kelamin perempuan," ucapnya.
Savings Bond Ritel (SBR) merupakan salah satu instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia.