Saham emiten transportasi PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) kembali diperdagangkan hari ini setelah disuspensi nyaris setahun oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saat diperdagangkan kembali, saham TAXI dibuka pada level Rp70 per saham. Namun, saham emiten yang bergerak di sektor transportasi ini anjlok dan mengalami auto rejection setelah turun sebesar 34,44% ke level Rp59 per saham.
Hingga penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, saham TAXI telah diperdagangkan sebanyak 3,125 juta saham dengan frekuensi sebanyak 164 kali dan dengan nilai Rp184,79 juta.
Sebelumnya, saham TAXI disuspensi oleh BEI sejak 25 Juni 2018 dengan alasan tak mampu membayar bunga obligasi I 2014. TAXI terlambat membayar kupon bunga obligasi ke-15 dan ke-16 yang jatuh tempo pada tanggal 24 Maret 2018 dan 22 Juni 2018, masing-masing sebesar Rp23 miliar.
Express Transindo pun telah mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan mengonversi obligasi menjadi saham untuk membayar utang tersebut.
Konversi pokok obligasi TAXI menjadi saham tahap I telah terlaksana pada 23 Mei 2019. TAXI menerbitkan 4 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 dan harga pelaksanaan Rp100. Saham tersebut berasal dari Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
Sebelumnya, suspensi TAXI tak kunjung dibuka oleh BEI. Direktur Penilaian BEI I Nyoman Yetna mengatakan pihaknya ingin melihat rencana bisnis ke depan dari TAXI.
Untuk itu, melalui keterbukaan publik di BEI tanggal 20 Mei 2019, Corporate Secretary TAXI Megawati Affan mengatakan aset yang dijadikan sebagai jaminan obligasi yang akan dijual oleh perseroan. Aset tersebut bukanlah keseluruhan aset yang dimiliki perseroan.
Megawati melanjutkan, aset yang digunakan sebagai jaminan utang lembaga keuangan nonbank telah dikembalikan seluruhnya kepada Perseroan dan Entitas Anak, seiring dengan telah dilunasinya seluruh utang kepada lembaga keuangan nonbank sampai dengan tanggal 31 Desember 2018.
"Perseroan dan Entitas Anak tetap bisa mengoperasikan sekitar 500 armada taxi," tulis Megawati.
Dalam keterbukaan tersebut juga dijelaskan skema bisnis yang akan dijalani TAXI ke depannya. TAXI akan menjalankan skema bisnis model pendapatan secara fee based dengan calon investor diajak bergabung membiayai armada baru dengan skema pengembalian investasi yang menarik.
"Perseroan hanya mengoperasikan kendaraan tersebut dan secara berkala akan memberikan imbal hasil pengembalian investasi kepada investor sesuai dengan kesepakatan kerja sama," ujar Megawati.
TAXI telah menjalankan bisnis model ini dengan peluncuran Taksi Express menggunakan MPV Wuling Confero sebanyak 150 unit pada 2018. Namun, untuk saat ini, lanjut Megawati, skema bisnis ini belum berkontribusi banyak terhadap pendapatan perseroan karena hanya 150 unit taxi yang dibiayai investor.
Bila kerja sama ini direalisasikan, Grup Express akan mendapat tambahan 50 unit armada baru pada tahap awal percobaan.