Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana memanfaatkan tabung listrik (talis) untuk melistriki desa-desa yang berada di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Sebanyak 52.000 talis akan diberikan kepada rumah tangga di 306 desa, yang berada pada wilayah dengan kondisi geografi tidak memungkinkan dipasang jaringan listrik PLN.
"Karena demografi maupun geografinya berada di atas gunung, di bukit, ada yang berserak, sehingga mau tidak mau harus dengan talis. Kalau digunakan dengan grid tentu akan mahal dan tidak mungkin, losses sangat tinggi di sana," jelas Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu, seperti dilansir esdm.go.id, Sabtu (1/8).
Kementerian ESDM telah bersepakat dengan Komisi VII DPR, untuk mengalokasikan 25.000 talis pada anggaran Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) pada 2021. Sementara untuk pengadaan 27.000 talis lainnya, masih berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan.
Untuk penambahan daya pada talis, selain menggunakan energi matahari, juga akan disediakan Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) di beberapa tempat. Selain itu, setiap rumah tangga yang mendapatkan talis juga akan diberikan satu talis cadangan, sehingga ketika dilakukan pengisian daya, listrik di rumah tetap menyala.
"Talis itu nanti sangat bermanfaat untuk daerah-daerah yang sangat sulit dijangkau oleh jaringan PLN, karena sangat mudah handling-nya dan bisa di-charge menggunakan energi matahari. Selain itu, adanya namanya SPEL, nanti ditempatkan di beberapa tempat, mungkin di 30 rumah tangga ada 1 SPEL. Kami juga berikan cadangan, supaya nanti polanya seperti LPG yang di rumah. Supaya masyarakat bisa menggunakan setiap hari," tandasnya.
Jisman berharap pembagian talis bisa dilakukan di tahun depan, agar rasio desa berlistrik dan rasio elektrifikasi bisa mencapai 100%.
Sebagai informasi, per Juni 2020 rasio elektrifikasi telah mencapai 99,09% sementara rasio desa berlistrik sebesar 99,51%. Saat ini terdapat 433 desa yang belum berlistrik, 306 desa akan dilistriki menggunakan talis, 75 desa menggunakan PLTS Komunal atau PLTD Hybrid, sementara 52 desa lainnya akan dilistriki perluasan jaringan listrik (grid extension).
Smart Grid untuk efisiensi tenaga listrik
Pada kesempatan yang sama, Jisman juga menerangkan terkait teknologi smart grid yang direncanakan dilakukan di tahun ini oleh PT PLN pada sistem Jawa-Bali. Smart grid telah masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN).
Penggunaan smart grid bertujuan untuk peningkatan efisiensi. Jisman mencontohkan, jika ada komunikasi dari seluruh pelanggan ke pengatur beban atau pemilik jaringan, bahwa di waktu tertentu hanya menggunakan listrik dengan jumlah tertentu, maka pengelola sudah bisa memastikan dalam waktu tersebut hanya menyediakan sejumlah yang dibutuhkan.