Tantangan bisnis perdagangan digital dan logistik pascapandemi
Di tengah kondisi pandemi, perdagangan digital atau e-commerce mencapai kejayaan seiring dengan adanya pembatasan sosial di tengah masyarakat. Moncernya bisnis perdagangan digital juga berdampak langsung pada bisnis logistik di tanah air.
Ketua Bidang Konten dan Komunikasi Internal Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) Vriana Indriasari mengatakan bisnis perdagangan digital tetap tumbuh meski tidak semoncer di masa pandemi. Kala itu, pembatasan sosial membuat belanja online menjadi solusi terbaik untuk mencegah penularan Covid-19.
“Memang agak slowing (melambat) dibandingkan awal-awal pandemi, tapi tetap tumbuh dan masih bagus. Karena dari tiga tahun kemarin ada yang menjadikan belanja online bagian dari hidup,” ungkapnya kepada Alinea.id, Jumat (24/2).
Sepanjang 2022, tambahnya, idEA masih mencatat beberapa kategori barang yang masuk dalam top list paling dicari konsumen yakni, fashion, kuliner, serta kecantikan dan kebugaran. Namun, di antara kategori tersebut posisi paling atas terus berganti secara musiman.
“Misalnya di awal bulan bisa saja groceries, di tengah bulan apa lagi, enggak ada yang sekian lama menduduki posisi teratas, ada musimnya, “ bebernya.
IdEA juga mencatat puncak belanja online tertinggi terjadi pada saat Hari Belanja Nasional atau Harbolnas yang digelar pada 11-12 Desember 2022 lalu. Nilai transaksi selama Harbolnas bahkan mencapai Rp22,7 triliun, naik sekitar 25,41% dari tahun 2021 yang sebanyak Rp18,1 triliun.
Hingga akhir tahun lalu, idEA juga mencatat pengguna aktif aplikasi e-commerce sebanyak 31 miliar orang dari 42 miliar pengguna internet aktif. Jumlah ini naik sekitar 8% dari pengguna aktif tahun 2021 yang sebanyak 29 miliar orang dari 41 miliar pengguna internet aktif. Sementara itu 71% pengguna aktif internet melakukan belanja online selama 3 bulan saat Harbolnas.
Menilik moncernya bisnis perdagangan digital, Indri mengakui bisnis logistik termasuk kargo juga akan terus tumbuh.
“Selama transaksi naik itu potensi tumbuh pasti ada. Bisnis logistik masih menarik bahkan ada pemain-pemain baru,” tambah Indri.
Apalagi ke depan, bisnis logistik juga diperkirakan makin ramai dan menarik terutama di daerah-daerah yang spesifik membutuhkan suatu layanan tertentu. “Ini bisa jadi industri yang kerja sama dengan brand jadi bisa saling menopang,” ungkapnya.
Bahkan, bisnis logistik dari perdagangan digital juga bukan hanya untuk barang berukuran kecil atau standar semata. Tetapi juga pengiriman barang besar seperti elektronik dan home appliances. Meskipun, pengiriman barang berukuran besar ini frekuensinya tidak seperti barang fashion dan kebutuhan dasar lainnya.
“Produk-produk yang dimensi besar banyak yang urgensinya enggak terlalu tinggi atau durasi pakainya panjang jadi enggak terlalu sering orang memesan produk tersebut,” tambahnya.
Termasuk untuk barang consumer atau fast moving consumer goods (FMCG). Menurutnya, ada sebagian masyarakat yang membeli barang-barang jenis ini secara online. Apalagi saat ini beberapa platform e-commerce memberikan layanan antar cepat yakni dalam hitungan jam atau menit barang bisa sampai.
Tantangan efisiensi
Lebih lanjut, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Mahendra Rianto mengatakan peluang bisnis logistik dalam rantai pasok (supply chain) tak terelakkan lagi seiring dengan menjamurnya bisnis e-commerce. Pasalnya, belanja online sudah membentuk ‘budaya’ tersendiri terlebih dengan semakin banyaknya pilihan pembayaran digital. Mulai dari e-wallet hingga QRIS (quick response code Indonesian standard) dari Bank Indonesia.
Namun dengan semakin mudahnya bisnis digital, kata dia, pertarungan selanjutnya adalah membuat efisiensi supaya harga tidak naik. Pasalnya, kondisi logistik di tanah air memiliki tantangan yang cukup berat pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Kebijakan BBM tahun lalu berdampak pada biaya transportasi dan membebani logistik, kenaikannya 30% dan produsen hanya bisa serap kenaikan biaya 7% hingga 12%, sehingga sisanya menjadi beban si jasa logistik,” beber Mahendra kepada Alinea.id, Kamis (23/2).
Tantangan lainnya adalah daya beli masyarakat yang menurun sehingga perdagangan digital harus menghadapi tantangan untuk menjaga volume transaksi. Namun, jika e-commerce tidak sanggup untuk melakukan efisiensi maka akan ‘kalah’.
“Karena kan konsep startup atau e-commerce adalah volume, untuk dapat volume dia burning money dengan diskon-diskon, kalau dalam waktu tertentu volume yang dia targetkan enggak bisa menutup biaya operasional ya tutup,” bebernya.
Untuk itu, dia menambahkan, e-commerce maupun perusahaan logistik perlu melakukan beberapa langkah efisiensi. Pertama, mengurangi fasilitas yang membuat pemborosan, lalu menyiasati kelangkaan BBM bersubsidi seperti terjadi di wilayah Sumatera.
“Kita melakukan strategi membeli BBM bersubsidi jauh-jauh sebelum masuk Sumatera, kalau enggak ada solar terpaksa beli Dexlite, tapi itu enggak disubsidi harganya hampir dua kali lipat enggak masuk hitungan kami,” jelasnya.
Menurutnya, ketersediaan BBM bersubsidi yang langka di daerah-daerah juga menjadi hambatan tersendiri. Padahal biaya solar berkontribusi hingga 30% hingga 50% dari biaya transportasi.
Selain itu, Mahendra mengatakan bentuk efisiensi lain adalah menerapkan paperless invoice. Jadi saat ini tidak lagi mencetak invoice namun semua dilakukan melalui sistem dalam aplikasi dan membuat berita acara serah terima barang juga lebih cepat.
“Signifikan menghemat biaya kertas dan lebih cepat kami nagih, jadi perputarannya dipercepat,” ungkapnya.
Peluang bisnis kargo
Ke depan, Mahendra melihat bisnis logistik akan tetap tumbuh meski dengan tantangan yang tak sedikit. Termasuk pula untuk bisnis logistik berupa kargo. Sebagai bisnis jasa, dia memaparkan logistik dalam rantai pasok ini terbagi dalam tiga yaitu first mile, mid mile, dan last mile. First mile ini adalah jasa logistik dari produsen atau industri mendistribusikan produk jadi ke distributor besar.
“Termasuk juga warehouse (gudang) transit, lalu dari first mile ke sub distributor, nah ini mid mile. Dari situ ke warung dan diantar ke rumah konsumen itu last mile,” paparnya.
Nah, efisiensi ini kata dia, di tingkat first mile bisa dengan langsung menambah volume dan frekuensi distribusi yang diangkut dalam sehari melalui transportation management system.
Begitu pun di wilayah mid mile yang biasanya hanya meng-handle 5 sub distributor bisa ditambah jadi 8 hingga10 sub distributor dengan tambahan insentif.
“Atau truk diperbesar supaya muatan lebih besar atau jam lembur ditambah untuk sub distributor. Jadi ada kesepakatan atau siapa yang tanggung biaya lembur. Shifting itu dilakukan first, mid dan last mile dalam supply chain harus dipelototin, kalau salah kalkulasi dan planning transportation, cost bisa meledak,” jelasnya.
Sebagai salah satu bagian dari ekosistem perdagangan digital, Tokopedia memiliki sejumlah langkah yang bisa membantu seller melakukan distribusi dengan efisien. Salah satunya dengan menggandeng mitra logistik untuk mempermudah distribusi produk hingga ke tangan pelanggan.
“Bersama lebih dari 14 mitra logistik, Tokopedia terus membantu sekitar 12 juta penjual, yang hampir 100% UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), memasarkan produk ke masyarakat di seluruh penjuru Indonesia,” ujar Sales and Operations (Logistics) Senior Lead Tokopedia Stephanie Octavia.
Tokopedia pun mencatat beberapa daerah dengan pengiriman antar kota paling tinggi selama Januari 2023, yaitu Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, hingga Makassar.
Untuk membantu seller memperluas jangkauan penjualan, Tokopedia juga membagi lima tips agar UMKM lebih mudah memahami cara mengirim paket besar atau berat. Sebut saja barang seperti kasur, kulkas, televisi dan lain-lain, secara tepat dan aman.
Pertama, seller harus menggunakan paper bubble wrap dan kardus secukupnya untuk menghindari risiko kerusakan barang. Jika barang mudah pecah, gunakan kotak kayu sebagai pelindung tambahan.
“Banyak pegiat usaha di Tokopedia yang menyediakan pilihan paper bubble wrap untuk menunjang kebutuhan penjual, contohnya Pulpable Indonesia dan Sustaination,” ucap Stephanie.
Kedua, mengukur berat dan dimensi paket sebelum pilih jasa pengiriman. Di mana total berat paket adalah berat barang ditambah berat kemasan. “Jika total berat barang lebih dari 5 kilogram (kg), penjual bisa menggunakan jasa pengiriman kargo. Dengan pengiriman kargo, penjual dapat memilih sistem antar barang ke agen atau dijemput kurir sesuai kebutuhan,” tambahnya.
Selain kargo, jasa pengiriman dengan kendaraan roda dua (motor) juga bisa dimanfaatkan untuk mengirim paket di atas 5 kg. Misalnya, barang dengan maksimal berat 7 kg dan volume mencapai 45 cm x 45 cm x 20 cm dapat dikirim same-day, sedangkan barang dengan maksimal berat 20 kg dan volume mencapai 70 cm x 50 cm x 50 cm dapat dikirim instan.
Ketiga, mengirim paket 20-150 kg dengan jasa pengiriman instan roda empat. Dia menyebutkan penjual kini juga bisa mengaktifkan opsi pengiriman instan untuk mengirim paket dengan berat 20-150 kg dan dimensi maksimal 100 cm x 100 cm x 80 cm menggunakan kendaraan roda empat (mobil), yaitu GoSend Car Instant.
Tokopedia mencatat jumlah transaksi menggunakan jasa pengiriman kendaraan instan roda empat ini telah naik lebih dari 9,5 kali lipat di kuartal IV-2022 dibandingkan kuartal III di tahun yang sama.
Lalu keempat, aktifkan layanan asuransi pengiriman. “Penjual dapat mengaktifkan Asuransi Pengiriman agar terhindar dari kerugian apabila barang berat atau besar yang diantar mengalami kerusakan atau hilang saat proses pengiriman awal hingga saat retur atau penukaran barang,” tutur Stephanie.
Terakhir, seller bisa menitipkan barang di Gudang Pintar sebagai salah satu layanan Tokopedia. Fitur ini juga menawarkan ongkos kirim lebih murah. Penjual bisa memakai layanan pemenuhan pesanan Dilayani Tokopedia untuk menitipkan produk dengan berat maksimal 23 kg atau dimensi 40 cm x 28 cm x 28 cm di gudang-gudang pintar Tokopedia di wilayah dengan permintaan tinggi sehingga ongkir yang ditawarkan ke pembeli bisa lebih murah bahkan Rp0.
Layanan ini juga membantu operasional penjual, mulai dari penerimaan, pengemasan dan pengiriman pesanan, hingga penanganan jika ada kendala transaksi. Selama 2022, jumlah transaksi melalui gudang pintar Dilayani Tokopedia naik hampir 2,5 kali lipat dibandingkan 2021.