Produk hasil pertanian Indonesia masih memiliki peluang ekspor. Namun, tantangan perdagangan juga semakin kompleks, apalagi di era ekonomi digital ini.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan Kasan mengatakan, minyak kelapa sawit dan produk turunannya merupakan komoditas pertanian unggulan yang memiliki peluang ekspor.
Namun pada saat yang sama, minyak kelapa sawit dan produk turunannya mendapat diskriminasi dari negara-negara tujuan ekspor Indonesia seperti Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan India.
Untuk itu, perlu adanya strategi perdagangan yang komprehensif, baik dari sisi diplomasi, hukum, maupun keilmuan. Juga membutuhkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.
Dari sisi perkembangan teknologi, kehadiran revolusi industri 4.0. Telah mengubah peta konektivitas antara manusia, mesin, dan data. Mengharuskan perdagangan komoditas pertanian dapat menjadi semakin efisien dan konsumen diuntungkan dengan berbagai kemudahan.
Komoditas pertanian adalah salah satu bagian penting dalam perdagangan era digital. Sebab berkaitan derat dengan pangan yang dapat memberikan efek multiple bagi pertumbuhan ekonomi.
Sementara, Menteri Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Natsir mengatakan, era digitalisasi merupakan peluang meningkatkan ekonomi Indonesia. Untuk itu, semua sektor perlu menumbuhkembangkan program berbasis teknologi.
Kemenristekdikti sendiri telah ditugaskan mengkoordinasi kegiatan Making Indonesia 4.0. Melibatkan seluruh kementerian agar semuanya dapat sinergi yang mungkin selama ini berjalan sendiri-sendiri.
Semua kementerian harus sinkron agar dapat meningkatkan nilai ekspor, investasi dan menurunkan angka kemiskinan.