Pemerintah memiliki target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) di 2030. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan target ini tidak akan mundur.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, demi mengejar target ini SKK Migas akan berjuang mencapainya sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh pemerintah.
"Program 1 juta bph dan 12 BSCFD adalah program yang tidak ada kata mundur," tegasnya dalam konferensi pers SKK Migas, Senin (17/1).
Dwi mengatakan, secara keseluruhan upaya meningkatkan produksi jangka menengah dan jangka panjang akan dilakukan. Sehingga bisa mengurangi current account deficit (CAD), serta menjaga ketahanan energi.
"Dan meningkatkan investasi dalam negeri yang akan kita lihat dari upaya-upaya ini," lanjutnya.
Demi mengejar target 1 juta bph dan 12 BSCFD masih diperlukan kerja keras. Di 2021 realisasi lifting minyak baru mencapai 660.000 bph dari target 705.000 bph.
Sementara untuk lifting gas mencapai 5.501 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dari target 5.638 MMSCFD.
Dwi menegaskan, potensi RI dalam memenuhi kebutuhan energi masih besar, saat ini baru 20 cekungan (basin) yang produksi dari 128 basin yang ada di Indonesia. Sebanyak 27 basin sudah dibor dan ada discovery (penemuan), masih dihitung agar masuk ke rencana pengembangan atau Plan of Development (POD).
"Sebanyak 12 basin masih belum ditemukan, masih 69 basin belum pengeboran ini potensi yang bisa kita lihat ke depan. Dan pemerintah sudah tetapkan strategi menuju 1 juta bph dan 12 BSCFD," jelasnya.