Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan target-target makro ekonomi yang menjadi basis perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 ditargetkan tumbuh sebesar 5,3%.
"Asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% dalam suasana kecenderungan pelemahan ekonomi global akan cukup menantang dan menghadapi risiko ke bawah," kata Sri Mulyani dalam Sidang Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9).
Oleh karena itu, lanjutnya, reformasi struktural di bidang sektor rill harus dilakukan agar meningkatkan daya tarik investasi dan meningkatkan daya saing, serta mendorong ekspor.
Selain itu, penyederhanaan dan kecepatan pelayanan dari kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah harus didorong agar investasi dapat ditingkatkan.
Sementara itu, konsumsi domestik, tambahnya, akan terus dijaga dengan menjaga kepercayaan konsumen melalui perbaikan kesejahteraan, menurunkan kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja, dan menjaga daya beli masyarakat.
"Pemerintah juga bertekad memberikan manfaat perekonomian Indonesia sebesar-besarnya kepada masyarakat secara lebih merata, antara lain ditunjukkan pada perbaikan target indikator kesejahteraan rakyat, sekaligus mencerminkan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia," ucapnya.
Dalam Sidang Paripurna tersebut juga disahkan asumsi makro ekonomi, yakni tingkat inflasi sebesar 3,1%; nilai tukar rupiah rata-rata Rp14.400 per dolar AS; tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,4%; harga minyak mentah Indoenesia rata-rata US$63 per barel. Kemudian, lifting minyak rata-rata 755.000 barel per hari dan lifting gas rata-rata 1.191.000 barel setara minyak per hari.
"Momentum positif kinerja perekonomian dan upaya reformasi struktural dan reformasi fiskal dalam beberapa tahun terakhir merupakan modal utama bagi bangsa Indonesia untuk melanjutkan tren peningkatan kinerja perekonomian nasional ke depan," tutur Sri.