Emas masih menjadi primadona investasi yang cukup menjanjikan. Dengan tren harga yang terus meningkat, emas menjadi salah satu instrumen investasi yang diburu investor.
Fakta itulah yang diincar oleh PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Perusahaan menargetkan volume penjualan komoditi emas melonjak 105,12% di tahun ini menjadi 24 ton. Tahun lalu, Antam hanya mengantongi penjualan sebesar 11,7 ton.
"Tingginya target ditopang oleh meningkatnya produksi serta melonjaknya transaksi penjualan emas," kata Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo, Jakarta, Kamis, seperti dilansir dari Antara.
Antam dikenal dengan produk penjualan emas batangan dengan tingkat kadar 99,9%, untuk semua jenis dan seri. Perusahaan optimistis bisa memenuhi target tersebut. Sebab, dalam empat bulan terakhir transaksi penjualan emas Antam bisa mencapai sekitar 2 ton per bulan.
Untuk mencapai target-target penjualan pada tahun 2018, Antam akan menambah gerai penjualan dan kanal distribusi. Saat ini, perusahaan memiliki 15 butik emas di sejumlah provinsi. Disamping itu, perusahaan juga melakukan kerja sama dengan PT Pos Indonesia dan PT Pegadaian sebagai outlet penjualan emas yang berada di 205 lokasi.
Antam juga akan memperluas kanal penjualan kembali (reseller) di toko-toko emas yang menjadi toko resmi penjualan emas Antam.
Selain untuk memasok pasar dalam negeri, Antam juga telah mengekspor emas hingga 50% dari penjualan ke sejumlah negara, seperti Singapura dan Thailand.
"Kami juga sedang menjajaki pasar ekspor ke Jepang, Korea, Hongkong dan India," ujarnya.
Peluncuran sejumlah produk baru juga menjadi salah satu senjata Antam untuk mengerek volume penjualan. Seperti, meluncurkan emas motif Shio Anjing Tanah, edisi Tahun Baru Imlek 2569. Produk ini memiliki berat 88 gram yang merupakan angka keberuntungan serta bersertifikat London Bullion Market Association (LBMA).
"Sesuai dengan falsafahnya, semoga bagi pembeli emas motif Shio Anjing Tanah ini akan semakin beruntung dan sukses," kata Arie.
Selama tahun 2017, total volume penjualan emas Antam dipenuhi dari produksi sendiri di tambang Pongkor, Jawa Barat, dan Cibaliung, Banten seberat 2,1 ton . Selebihnya sekitar 9,6 ton emas diperoleh dari luar perusahaan, seperti dari Singapura yang kemudian diolah kembali menjadi emas batangan.