close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi perang tarif. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi perang tarif. Foto Pixabay.
Bisnis
Sabtu, 05 April 2025 18:26

Tarif baru Trump: Momentum memperkuat ketahanan pangan dan saran DPR

Indonesia harus siap menghadapi dampak kebijakan tarif impor tinggi yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.
swipe

Kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) telah memicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan biaya impor. Indonesia harus siap menghadapi dampak beleid anyar Presiden AS Donald Trump tersebut.

Pemerintah Negeri Paman Sam mematok tarif impor 32% yang berdampak pada sektor-sektor strategis Indonesia. Kendati demikian, Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Johan Rosihan menilai kebijakan yang diberlakukan sejak awal April itu, dapat menjadi momentum strategis bagi Indonesia. Kondisi tersebut dinilai dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong kemandirian produk lokal.

Dia bilang, kebijakan tersebut berpotensi mengganggu stabilitas sektor pangan, terutama karena Indonesia masih bergantung pada sejumlah bahan pangan impor dari AS seperti kedelai dan jagung.

Namun, menurutnya, kondisi ini justru harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk mempercepat reformasi sektor pangan dalam negeri.

“Ini saatnya kita serius memperkuat produksi pangan lokal, dari hulu sampai hilir. Jangan sampai momentum ini lewat begitu saja. Kita dorong pangan lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Johan, Sabtu (5/4).

Politisi dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I ini menegaskan pentingnya dukungan kebijakan nyata dari pemerintah, termasuk insentif untuk petani dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pangan lokal, perluasan lahan produktif, serta penguatan riset dan teknologi pertanian. Ia juga mendorong percepatan program substitusi impor, terutama terhadap bahan baku industri makanan yang selama ini sangat bergantung pada pasokan luar negeri.

“Jangan kita hanya reaktif ketika gejolak datang dari luar. Harus ada desain besar untuk kedaulatan pangan, dan ini harus kita mulai sekarang. NTB, misalnya, punya potensi luar biasa dalam produksi padi, jagung, sorgum, hingga produk peternakan dan perikanan,” tambah politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Selain mendorong kemandirian produksi, Johan juga menyerukan agar pemerintah memperkuat cadangan pangan nasional dan memperluas akses pasar bagi produk pangan lokal. Menurutnya, perlindungan terhadap petani dan nelayan lokal menjadi bagian penting dari strategi ketahanan nasional di tengah situasi global yang tidak menentu.

“Kita tidak bisa bergantung terus pada pasar luar. Saatnya pemerintah hadir lebih kuat, membela pangan lokal dan produk petani kita,” tegasnya.

Saran DPR hadapi kebijakan Trump

Sementara Anggota Komisi VI DPR Rachmat Gobel mengajak semua pihak, khususnya pemerintah, untuk menjaga dan menyelamatkan Indonesia dari kebijakan AS tersebut. 

"Hanya ada satu kalimat: mari kita jaga dan kita selamatkan Indonesia dari bahaya di depan mata kita,” kata Gobel.

Wakil rakyat dari dari Dapil Gorontalo itu menyampaikan, sebelum ada perang dagang itu pun ekonomi Indonesia mengalami deindustrialisasi. Hal itu ditandai dengan tutupnya sejumlah pabrik dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Kemungkinan, kondisi tersebut bakal berlanjut usai tarif impor 32% diterapkan terhadap produk Indonesia yang masuk AS.

“Dengan demikian, pengangguran bisa semakin meningkat. Pada sisi lain juga ada kecenderung nilai rupiah terus melemah terhadap sejumlah mata uang asing," ujar Mantan Menteri Perdagangan ini.

Politisi Fraksi Partai NasDem itu memberikan sejumlah saran menghadapi kebijakan Trump. Pertama, berikan kemudahan dan deregulasi perizinan bagi yang akan berinvestasi di Indonesia. Kedua, berikan insentif pajak dan tarif bagi dunia usaha.

Ketiga, jaga pintu-pintu masuk Indonesia dari barang selundupan. Keempat, melarang secara permanen impor tekstil dan produk tekstil bermotif kain tradisional Indonesia seperti batik, tenun, maupun sulam. 

Kelima, melarang secara permanen impor pakaian bekas. Keenam, pemerintah membantu mencarikan pasar ekspor baru bagi industri Indonesia.

Ketujuh, pemerintah harus melakukan perundingan dengan pemerintah Amerika Serikat untuk menurunkan tarif. Kedelapan, lindungi dan jaga pasar dalam negeri dari serbuan produk impor.

Pada sisi lain, kata dia, kebijakan Trump tersebut akan membuat semua negara berlomba-lomba memberikan insentif bagi eksportir untuk mencari pasar baru, salah satunya Indonesia. Gobel menegaskan hal itu harus dicegah.

“Barang-barang dari Tiongkok dan Vietnam bisa banjir ke Indonesia. Ini yang harus dicegah. Kita harus melindungi pasar dalam negeri dari serbuan impor, salah satunya melalui penegakan aturan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri),” sebut dia.

Gobel juga mengingatkan pemerintah tentang pentingnya menjaga kondisi sosial. Penguatan solidaritas dan kepedulian sosial harus dilakukan.

"Mari kita sama-sama menjaga Indonesia. Jadikan momen ini sebagai kebangkitan. Tantangan dan ancaman kita ubah menjadi peluang untuk membangun spirit kebersamaan, cinta Tanah Air, dan perilaku bersih dari korupsi dan nepotisme,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Trump mengenakan tarif baru ke sejumlah negara yang memiliki surplus ekspor ke Amerika Serikat dengan mengenakan tarif hingga 32%.

Hal itu pasti berdampak besar bagi ekonomi Indonesia. Neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat disebut Trump memberikan surplus bagi Indonesia, pada 2024 sebesar US$18 miliar.

 

img
sat
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan