close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi kabel listrik bawah laut. Foto Bappeda Kota Baru
icon caption
Ilustrasi kabel listrik bawah laut. Foto Bappeda Kota Baru
Bisnis
Selasa, 29 Maret 2022 17:26

Tekan pembangkit BBM, PLN operasikan sistem interkoneksi Sumatera-Bangka

Dengan beroperasinya kabel bawah laut transfer energi dari Sumatera ke Pulau Bangka, akan meningkatkan mutu pelayanan PLN pada pelanggannya.
swipe

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) resmi mengoperasikan infrastruktur kelistrikan sistem interkoneksi 150 Kilovolt (kV) Sumatera-Bangka melalui kabel listrik bawah laut. Dengan begitu diharapkan pembangkit di Bangka yang mulanya didominasi bahan bakar minyak (BBM) bisa ditekan.

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan  PT PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan proses interkoneksi sistem kelistrikan Bangka dan sistem kelistrikan Sumatera dilakukan pada 26 Maret 2022 pukul 15.04 WIB sinkron di Gardu Induk (GI) 150 kV Muntok Bangka.

Dia menjelaskan, dengan beroperasinya kabel bawah laut transfer energi dari Sumatera ke Pulau Bangka, akan meningkatkan mutu pelayanan PLN pada pelanggannya.

"Pada 2022, terdapat potensi penambahan sebanyak 20.653 pelanggan dengan potensi daya tersambung 74,65 MVA, dengan GWh jual 1.381,45 GWh," ungkap Wiluyo dalam keterangan resminya, Selasa (29/3).

Wiluyo menyebut mulanya listrik di Pulau Bangka dominan disuplai dari pembangkit BBM dengan beban puncak sebesar 190,2 mega watt (MW). Sistem listrik Bangka tercatat nyaris menyentuh ambang batas daya mampu sebesar 191,5 MW, sehingga total cadangan daya hanya tersisa sebesar 1,3 MW.

Dengan adanya interkoneksi ini, cadangan daya di pulau bangka meningkat menjadi 281 MW dan akan meningkat secara bertahap.

"Dengan rata-rata pertumbuhan penjualan tenaga listrik dalam tiga tahun terakhir sebesar 8,52%, pulau Bangka menjadi salah satu daerah dengan tingkat pertumbuhan tenaga listrik yang cukup tinggi di Indonesia," lanjutnya.

Pertumbuhan kebutuhan listrik di Bangka disebabkan oleh menggeliatnya industri perikanan, berkembangnya industri pengolahan sawit, pasir kuarsa, smelter timah, dan pariwisata.

"Pembangunan ini merupakan wujud komitmen PLN dalam menghadirkan energi listrik yang bersih dan berwawasan lingkungan untuk menjawab tantangan zaman dalam memberikan layanan kelistrikan yang andal, berkesinambungan dan ramah lingkungan bagi masyarakat," tegasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, dengan beroperasinya sistem interkoneksi Sumatera-Bangka turut berkontribusi mewujudkan target net zero emission.

Beberapa pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak, seperti beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas total 83 MW akan dinonaktifkan dan hanya digunakan sebagai back up sistem.

Tidak hanya itu, sistem interkoneksi ini juga berpotensi memberikan penghematan biaya pokok produksi sebesar Rp 795 /kWh atau Rp 1,03 triliun per tahun. Serta pengurangan pemakaian BBM B0 sebesar 91,98 juta liter/tahun dan B30 sebesar 137,29 juta liter/tahun.

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan